Jumat 18 Jan 2019 23:56 WIB

Kemenpar Targetkan 50 Persen Wisman Asean Kunjungi Indonesia

Jumlah kunjungan di kawasan Asia Tenggara di 2017 mencapai 12 5 juta kunjungan

Sejumlah warga mandi sambil menikmati suasana matahari terbit awal tahun 2019 di kawasan objek wisata pantai Desa Gampong Teungoh, Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Selasa (1/1/2019).
Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Sejumlah warga mandi sambil menikmati suasana matahari terbit awal tahun 2019 di kawasan objek wisata pantai Desa Gampong Teungoh, Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Selasa (1/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, HA LONG -- Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata menargetkan mampu menarik sekitar 50 persen wisatawan mancanegara yang mengunjungi kawasan ASEAN untuk masuk ke Indonesia. Menteri Pariwisata Arief Yahya di sela ASEAN Tourisme Forum (ATF) 2019 mengatakan saat ini dari kunjungan wisatan asing ke kawasan ASEAN baru sekitar 40 persen yang masuk ke Indonesia.

"Artinya kita masih mempunyai kesempatan untuk menarik yang 10 persen lagi wisatawan mancanegara  yang ke ASEAN masuk ke Indonesia," katanya di Vietnam, Jumat (18/1).

Berdasarkan data ASEAN NTOS, jumlah kunjungan wisman di kawasan Asia Tenggara pada 2017 mencapai 125 juta kunjungan atau melampaui target 121 juta kunjungan.

Secara rata-rata angka kunjungan wisman ke ASEAN tumbuh 8,4 persen. Jumlah wisman tertinggi diraih Thailand dengan 35,4 juta wisman, disusul Malaysia 25,7 juta wisman. Sedangkan negara dengan pertumbuhan kunjungan wisman tertinggi adalah Vietnam (29,1 persen) dan Indonesia (22 persen).

 Dari kunjungan wisman tersebut pendapatan yang didapat menembus 93 miliar dolar AS, jauh melampaui target 83 miliar dolar AS dengan lama tinggal wisatawan berkisar 7,98 hari atau sedikit di atas target 6-7 hari.

 Menpar Arief Yahya mengatakan pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menggaet 10 persen wisatawan asing yang belum masuk ke Indonesia agar mencapai target 50 persen yakni menghidupkan pariwisata perbatasan atau "border tourism" 

"Maka tepatlah acara (ATF) ini. Saya inign menarik orang ASEAN ke Indonesia karena paling mudah menarik wisatawan dari negara tetangga," katanya.

Selain itu, lanjutnya, menetapkan Singapura sebagai hub Indonesia, kemudian  membuat "hot deal" atau diskon besar hingga 60 persen, bagi orang sekitar kawasan ASEAN untuk berkunjung ke Indonesia.

Pada 2018 yang baru saja ditutup, ujar Menpar, kebijakan memberikan diskon besar tersebut mampu membukukan transaksi kunjungan wisatawan asing hingga 700 ribu pak.

Menyinggung kunjungan wisatawan asing ke Vietnam yang tumbuh hingga 29 persen pada 2018 naik dari 22 persen pada 2107, Arief mengakui, Indonesia patut belajar dari salah satu negara Indocina tersebut.

"Ketika Vietnam tumbuh 29 persen kita tumbuh 22 persen, ketika dia tumbuh 21 kita hanya 14 persen terkait kunjungan wisatawan mancanegara," katanya.

Menteri menyatakan, untuk mencapai tingkat pertumbuhan wisatawan mancanegara tersebut pemerintah Vietnam melakukan deregulasi besar-besaran sehingga investor banyak masuk di negara itu.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement