REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Empat orang meninggal dunia karena kesetrum saat terjadi banjir genangan setinggi 30 cm. Kejadian di Jalan Sunan Kalijaga, Kelurahan Jati, Kota Probolinggo, Jawa Timur itu terjadi pada Jumat (18/1) malam.
''Kami mendapatkan informasi terjadi kesetrum massal yang diakibatkan korsleting listrik saat lampu penerangan jalan di Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan, hingga menyebabkan empat orang meninggal dunia," kata Lurah Jati, Endah Dwi Kumalasari di Kota Probolinggo, Sabtu.
Empat korban yang meninggal dunia tersebut yakni Sri Wahyuni alias Bu Sumi (42), pasangan suami istri Joko Sandy (33) dan Elistya Hutahuruk (33), serta Totok (55). Semuanya tinggal di Jalan Sunan Kalijaga RT 2, RW 1, Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo.
Sedangkan korban selamat yakni anak pasangan suami istri Joko Sandy dan Elistya Hutahuruk bernama Zaki (3) dan Musdalifah (50). ''Korban Totok dan Sri Wahyuni merupakan warga Kelurahan Jati, sedangkan pasutri Joko Sandy dan Elistya Hutahuruk adalah warga Kelurahan Kanigaran yang menyewa rumah di Jalan Sunan Kalijaga,'' ujar Endah.
Kejadian bermula ketika Sri Wahyuni memegang tiang rumahnya yang terbuat dari besi, kemudian terjatuh dan spontan berteriak. Joko Sandy langsung datang untuk menolong korban dengan memegang besi.
Namun, Joko juga terjatuh dan datang istrinya Elistya Hutahuruk dengan maksud ingin menolong. Elistya tanpa sengaja memegang tiang tersebut.
Tidak selang beberapa lama, Totok juga bermaksud ingin menolong dan memegang tiang tersebut. Totok kemudian terjatuh disertai dengan matinya lampu di sekitar wilayah tersebut karena lokasi kejadian tergenang air setinggi 30 cm pada Jumat (18/1) malam.
Warga yang melihat kejadian tersebut, tidak berani menolong keempat korban yang terjatuh. Karena, sekitar tempat kejadian teraliri oleh listrik.
Warga baru menolong empat korban setelah memastikan tidak ada aliran listrik di sekitar lokasi karena aliran listrik padam, sehingga Jalan Sunan Kalijaga gelap gulita. ''Keempat korban diduga sudah meninggal di lokasi kejadian dan selanjutnya dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Moh Saleh Kota Probolinggo, kemudian pihak PLN datang ke lokasi untuk menetralisir dan mematikan seluruh aliran listrik di lokasi kejadian, agar tidak terjadi hal serupa,'' kata Endah.
Kapolres Kota Probolinggo, AKBP Alfian Nurrizal kepada sejumlah wartawan mengatakan, kejadian tersebut disebabkan karena adanya konektor listrik yang tersangkut di plafon rumah yang terbuat dari seng dan langsung mengalirkan listrik ke tiang penyangga rumah yang terbuat dari pipa besi. Konektor listrik itu terpasang tanpa sepengetahuan PLN.