REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Majalah Vogue meminta maaf karena salah mengidentifikasi jurnalis Muslim Amerika, Noor Tagouri, sebagai aktris Pakistan dalam Vogue edisi Februari. Wanita berusia 24 tahun itu mengatakan dia 'patah hati dan hancur' setelah mengetahui nama Noor Bukhari, yang merupakan aktris Pakistan, dicetak di sebelah fotonya.
Tagouri mengatakan penggambaran yang keliru dan kesalahan identifikasi adalah masalah yang terus terjadi bagi Muslim di AS. Dia telah menerima dukungan luas di media sosial untuk berbicara mengenai hal itu, seperti dilansir di BBC, Sabtu (19/1).
Di Instagram, jurnalis dan aktivis tersebut berbagi video yang diambil oleh suaminya saat ia membuka majalah untuk pertama kalinya. Awalnya, ada kesenangan.
"Itu sangat keren! Aku histeris." Kemudian, ketika dia melihat kesalahan nama, dia berkata: "Tunggu, tunggu". Dia nampak tak percaya, menutup majalah dan berkata, "Yang benar saja?!"
Dalam unggahan tersebut, Tagouri mengatakan tampil di majalah Vogue adalah salah satu mimpinya. Namun, dia tidak pernah menyangka terdapat kesalahan penulisan nama di majalah yang sangat dia hormati.
"Saya pernah diidentifikasi beberapa kali dalam publikasi media, sampai membahayakan hidup saya. Dan sebanyak aku berusaha melawan ini, ada saat-saat seperti ini di mana aku merasa dikalahkan," kata Tagouri.
Menurut CNN, tahun lalu, foto-fotonya digunakan untuk mengilustrasikan cerita tentang Noor Salman, istri dari pria bersenjata yang bertanggung jawab atas penembakan massal di kelab malam Pulse di Orlando, Florida. Tagouri telah muncul di Ted Talks dan kampanye. Pada 2016, ia menjadi Muslim pertama yang muncul di majalah Playboy mengenakan jilbab.
Vogue menyatakan permintaan maaf atas kesalahan tersebut. "Kami sangat senang pada kesempatan untuk memotret Tagouri dan menyoroti pekerjaan penting yang dia lakukan. Salah mengidentifikasi namanya adalah langkah salah yang menyakitkan," kata majalah itu.
"Kami juga memahami ada masalah kesalahan identifikasi yang lebih besar di media, terutama di antara subjek yang bukan kulit putih. Kami akan berusaha lebih bijaksana dan berhati-hati dalam pekerjaan kami ke depan, dan kami meminta maaf atas segala rasa malu yang disebabkan Tagouri dan Bukhari," Vogue menambahkan.
Namun beberapa orang di media sosial mengkritik permintaan maaf Vogue. Mereka juga, menunjuk pada penggunaan frasa 'subjek yang tidak berkulit putih' untuk merujuk pada orang kulit berwarna.
"Saya sangat bersyukur dan rendah hati dengan dukungan dan topik perbincangan yang telah dimulai ini. Ini bukan tentang aku yang salah diidentifikasi dan diwakili. Ini tentang semua orang yang terpinggirkan yang selalu menjadi renungan dan tidak benar-benar terlihat," kata Tagouri.