Ahad 20 Jan 2019 06:59 WIB

Keinginan Kiai Ma’ruf dan Sandi Soal Wirausaha Santri

Kiai Ma'ruf dorong santri agar kreatif, Sandiaga dorong santri kembangkan wirausaha.

Sandiaga Uno dan KH Ma'ruf Amin
Foto: Foto : MgRol112
Sandiaga Uno dan KH Ma'ruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kedua calon wakil presiden memiliki keinginan agar santri memiliki jiwa entrepreneur atau santripreneur. Keduanya menilai hal tersebut akan membuat santri menjadi mandiri.

Calon wakil presiden omor urut 01, KH Ma'ruf Amin, mendorong santri agar kreatif sehingga mereka dapat mandiri dan produktif. Sementara calon Wakil Presiden Republik Indonesia Sandiaga Uno mendorong pengembangan wirausaha kepada para santri supaya bisa menciptakan lapangan kerja secara mandiri di masa mendatang.

"Hari ini saya bergembira karena ada peluncuran warung Kopi Abah. Abah itu panggilan saya. Jadi ini kopi saya," kata Ma'ruf Amin dalam sambutannya pada peluncuran Warung Kopi Abahdi Jalan Karapitan Bandung, Sabtu (18/1). 

Hadir pada acara tersebut, antara lain, mantan Wakil Gubernur Jawa Barat Nu'man Abdul Hakim, Caleg Partai Nasdem IGK Manila, Putra KH Ma'ruf Amin Ahmad Syauqi, dan para relawan. Menurut Ma'ruf, Warung Kopi Abah ini adalah gerakan usaha para santri milenial, yang berusaha membangun usaha agar mandiri dan produktif.

"Saya menyarankan para santri agar jangan jadi beban. Santri harus kreatif, harus dapat membangun jiwa bisnis, membangun usaha di bidang ekonomi supaya mandiri," katanya.

Menurut dia, para santri kemudian mencoba membangun usaha, sehingga muncul istilah "Gus Iwan", artinya santri bagus, pintar mengaji, dan usahawan. "Jadi, ini semacam icon. Jadi santripreneur," katanya.

Kiai Ma'ruf menambahkan, santripreneur ini harus dikembangkan, agar dapat memberikan sumbangan kepada bangsa dan negara, yakni turut membangun ekonomi rakyat. Pada kesempatan tersebut, Ma'ruf juga menjelaskan dirinya meluncurkan istilah ekonomi arus baru Indonesia. 

"Karena arus lama itu pembangunannya dari atas yang melahirkan konglomerat, diharapkan kemudian menetes ke bawah, tapi tidak menetes-netes," katanya.

Menurut dia, konglomerat yang sudah menjadi besar, tapi tidak pernah menetes membantu usaha kecil, sehingga terjadi kesenjangan, antara usaha yang kuat dengan usaha rakyat yang lemah. "Karena itu, saya meluncurkan arus baru ekonomi Indonesia, yakni membangun ekonomi rakyat atau ekonomi umat dari bawah sehingga ekonomi rakyat dapat tumbuh," katanya.

Kalau rakyat menjadi kuat, kata dia, negara Indonesia akan kuat, dan sebaliknya kalau rakyatnya lemah maka negara akan menjadi lemah. "Rakyat yang masih lemah perlu dikuatkan, perlu diberikan bantuan modal dan keterampilan agar bisa mendiri," katanya.

Santri pakai jas dan sarung

Sementara itu, Sandiaga berharap bisa melihat santri pakai jas dan memakai sarung, kemudian berbisnis ke Dubai, ke Jeddah, Eropa.  Ia mengatakan, sudah saatnya Indonesia berjihad di bidang ekonomi.

Sebab, jika dibiarkan terus, ekonomi sekarang ini kian memberatkan hidup masyarakat. Harga-harga melambung tinggi dan sulit mencari kerja.

Ia menjelaskan, Program Gerakan Ekonomi Rakyat (Gerak) One Kota atau Kabupaten One Center Enterpreneurship (OK OCE) sudah bergerak untuk mendampingi dan memberikan pelatihan kepada para santri. "Gerak OK OCE bersama BKSN akan membuat santri melek usaha. Pengusaha adalah pikiran atau mind. Jika mereka terus diingatkan untuk menciptakan lapangan kerja, ketimbang mencari kerja, saya takin 60 persen santri bisa menjadi santripreneur-santripreneur baru. Kami punya program magang untuk santri sampai ke luar negeri," katanya saat menghadiri kegiatan yang digagas OK OCE, Barisan Kyai dan Santri Nadhliyin (BKSN) dan Gerakan Pemberdayaan Ekonomi Umat, bertajuk Pemberdayaan Ekonomi Umat ala Milenials, Santri Melek Usaha di Jalan Jati Sari Besar, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu petang.

Ia menambahkan, selain pengembangan ekonomi, potensi wisata juga bisa dikembangkan oleh para santri. "Tidak hanya ekonomi halal yang bisa dikerjakan, wisata halal juga bisa dikembangkan dengan maksimal," ujarnya. 

Ia mengemukakan, para peserta yang hadir dalam kegiatan ini juga diberikan pelatihan bagaimana tentang pembuatan sabun cuci, yang diharapkan nantinya bisa membantu perekonomian masyarakat. "Bagaimana ibu-ibu. Butuh modal Rp5.000 kemudian hasil pembuatan sabun cair ini bisa dijual Rp8.000. Kalau bisa buat sendiri, kenapa harus beli ke toko sebelah," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement