Ahad 20 Jan 2019 12:08 WIB

Uhamka Konsisten Terapkan Metode Blended Learning

Metode tatap muka dan daring lebih sesuai dengan karakter generasi milenial.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Gita Amanda
uhamka universitas muhammadiah Prof Dr HAMKA
Foto: dok.uhamka
uhamka universitas muhammadiah Prof Dr HAMKA

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) terus konsisten menerapkan metode blended learning yakni penggabungan metode kuliah dengan tatap muka dan daring. Rencananya, pada semester yang akan datang hampir 40 persen perkuliahan akan dilakukan dengan metode blended learning.

Direktur Sekolah Pascasarjana Uhamka, Prof Abdurrahman Ghani, mengungkapkan metode blended learning direalisasikan sebagai upaya Uhamka menghadapi era revolusi industri 4.0. 

"Kami harus siap tentunya menghadapi setiap perubahan zaman ke arah yang lebih modern. Makanya semester depan, kami sudah mulai perkuliahan dengan metode blended learning," kata Ghani di Gedung Sekolah Pascasarjana Uhamka Jakarta, Sabtu (19/1).

Ghani menilai, peminat blended learning trennya semakin positif. Hal tersebut menjadi bukti konkret bahwa sistem belajar dengan penggabungan metode tatap muka dan daring lebih sesuai dengan karakter generasi milenial.

Menurut dia, selama ini Sekolah Pascasarjana Uhamka telah merealisasikan metode blended learning pada tiga prodi yaitu Bahasa Inggris, administrasi pendidikan dan manajemen. Dalam waktu dekat dia menargetkan akan semakin banyak prodi yang menggunakan metode blende learning.

"Prodi lain sedang kami proses, dan akan segera direalisasikan metode blanded learning tersebut," jelas dia. 

Sebelumnya Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir terus mendorong perguruan tinggi untuk melakukan upaya transformasi digital. Hal itu perlu dilakukan untuk merespons revolusi industri 4.0.

Nasir menerangkan, segala aspek kehidupan kampus harus berubah dengan menerapkan perkembangan Teknologi Komunikasi dan Informasi (TIK). Baik penerapan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) berbasis daring ataupun blended learning hingga transformasi proses administrasi atau manajemen pendidikan tinggi berbasis TIK untuk meningkatkan produktivitas dan juga kualitas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement