REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memastikan pembangunan Bandara Baru Yogyakarta atau New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA), Kabupaten Kulonprogo dibangun dengan persiapan mitigasi bencana, khususnya untuk mengantisipasi bencana seperti tsunami.
Budi menjelaskan hal tersebut dilakukan karena letak bandara hanya berjarak 400 meter dari bibir pantai selatan Yogyakarta. “Tsunami adalah suatu hal yang memang sudah kita antisipasi,” kata Budi di Bandara Adisutjipto, Ahad (21/1).
Dalam perencanannya, Budi memastikan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menunjuk beberapa ahli dari Jepang, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Budi mengatakan dalam koordinasi dengan pihak terkait tersebut, sudah memperhitungkan dengan skala tsunami yang besar.
Dengan adanya mitigasi tersebut, Budi menuturkan bandara diupayakan tetap bisa eksis secara struktur. Untuk itu, kata dia, beberapa antisipasi baik dari sisi struktur dan operasional juga dibuat seperti menanam pohon dan membuat bangunan sebagai penahan jika terjadi tsunami.
Budi menjelaskan pada level pertama praktis dibuat sefleksibel mungkin sehingga mitigasi bencana tsunami untuk para penumpang dan pengunjung dapat naik ke atas dengan ketinggian jarak antarlantai setinggi delapan meter. “Jadi Insya Allah sudah kita mitigasi baik dari struktur dan bagaimana operasionalnya,” ujar Budi.
Budi mengatakan pembangunan Bandara Baru Yogyakarta terus dikebut. Budi menuturkan kemajuan pembangunan bandara tersebut saat ini secara menyeluruh telah mencapai 30 persen. Diprediksi pada April 2019, pembangunan bandara tersebut mencapai 60 persen.