Senin 21 Jan 2019 09:37 WIB

Kiprah Sunyi Pasukan Kuning Antarkan Adipura untuk Indramayu

Raihan Piala Adipura tak lepas dari usaha petugas menjaga kebersihan kota.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Friska Yolanda
Safi’i, petugas kebersihan Kabupaten Indramayu bekerja sejak subuh memastikan kota bersih dari sampah.
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
Safi’i, petugas kebersihan Kabupaten Indramayu bekerja sejak subuh memastikan kota bersih dari sampah.

REPUBLIKA.CO.ID, Kondisi jalanan di wilayah Indramayu kota masih terasa gelap, dingin dan sepi, Ahad (20/1), usai solat Subuh. Namun, sejumlah orang dengan mengenakan seragam berwarna kuning, sudah turun di berbagai titik jalan protokol. Mereka adalah petugas kebersihan. Dengan berbekal sapu lidi di tangan dan gerobak sampah, mereka cekatan membersihkan ruas jalan dari sampah dan kotoran.

Salah satunya adalah Safi’i (32 tahun). Dia bertugas menyapu jalanan mulai dari perempatan Waiki hingga jembatan pasar burung, baik di sisi kiri maupun kanan jalannya. Jarak satu sisi jalannya  kurang lebih 100 meter.

Pekerjaan itu dilakukan mulai pukul 04.30-06.30 WIB. Hal tersebut akan diulangi kembali pada pukul 14.30-15.30 WIB. Jadi, dalam sehari, tugas menyapu jalan dilakukan dua kali. Setiap hari, hasil pekerjaan pasukan kuning itu akan dikontrol oleh mandor.

"Kami menyapu setiap hari, tidak ada libur. Lebaran pun tetap masuk," tutur Safi’i, saat ditemui Republika.co.id sedang menyapu di perempatan Waiki, belum lama ini.

Saat Lebaran, agar bisa menunaikan Shalat Idul Fitri, Safi’i dan teman-temannya akan mulai menyapu pukul 02.00 WIB. Dengan demikian, sebelum adzan Subuh berkumandang, pekerjaan itu sudah selesai.

photo
Petugas kebersihan menyapu jalanan sejak Subuh.

Untuk pekerjaannya itu, Safi’i memperoleh upah sekitar Rp 1,4 juta per bulan. Namun, upah tersebut akan dipotong saat dirinya tidak masuk kerja. Untuk satu kali tak masuk kerja, upah yang dipotong sekitar Rp 20 ribu. Potongan upah itu selanjutnya akan diberikan kepada orang yang menggantikan tugasnya. Karenanya, bila tak masuk kerja, dia harus izin terlebih dulu kepada mandor agar dicarikan pengganti sementara.

Safi’i mengakui, upah sebesar itu tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Karenanya, setelah selesai menunaikan tugas, dia akan bekerja serabutan untuk mencari penghasilan tambahan.

"Kerja apa saja yang penting halal dan tidak mengganggu jadwal menyapu jalan," tutur Safi’i.

Safi’i pun selalu berusaha melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Dia merasa senang jika melihat jalanan dalam kondisi bersih. Apalagi, jika hal itu juga ditunjang oleh kesadaran warga yang membuang sampah pada tempatnya.

Hanya saat kondisi cuaca hujan yang membuat Safi’i merasa sedih. Pasalnya, tugas menyapu jalan harus tetap dilaksanakannya. Selain dingin, juga banyak daun yang berjatuhan.

Hal senada diungkapkan, Kodir (50), seorang penyapu jalan lainnya. Dia bertugas mulai dari Gang Telpon hingga perempatan Adipura. Baik jam kerja maupun upah yang diterimanya, sama persis seperti Safi’i. Dia juga bekerja serabutan usai selesai menyapu jalan, untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Selain cuaca cerah yang membuat tugasnya lebih ringan, hal lain yang diharapkan Kodir adalah kesadaran warga untuk bersama-sama menjaga kebersihan. Pasalnya, kebersihan kota merupakan tanggung jawab semua warga.

"Ya senang kalau lihat lingkungan yang bersih," tutur Kodir.

Sebelum fajar menampakkan dirinya, baik Kodir, Safi’i maupun para petugas kebersihan lainnya telah menyelesaikan tugas mulia mereka. Jalanan di wilayah Indramayu Kota sudah nampak bersih.

photo
Petugas memasang tempat sampah.

Tak banyak yang menyadari besarnya peran para petugas kebersihan itu. Warga bahkan tak peduli, dibalik bersihnya jalanan, ada tangan-tangan cekatan yang membersihkannya di kala sebagian warga masih terlelap dalam tidur.

Namun, penghargaan Adipura yang diterima Kabupaten Indramayu, menjadi bukti besarnya peran para pasukan kuning tersebut. Kabupaten Indramayu bahkan berhasil meraih Adipura untuk yang ke-10 kalinya pada tahun ini.

Warga pun turut bersuka cita menyambut datangnya Adipura yang diarak keliling Indramayu, Selasa (15/1) lalu. Adipura diarak melintasi daerah-daerah di Indramayu, mulai dari perbatasan Kabupaten Subang (Desa Sukra), melintasi jalur pantura Patrol, lantas berbelok ke Jalan Raya Kecamatan Anjatan-Kecamatan Bongas-Kecamatan Gabuswetan.

Setelah melintasi Kecamatan Gabuswetan, selanjutnya Kirab Adipura menuju Kecamatan Kroya dan melintasi Kecamatan Trisi, Cikedung, dan Lelea serta keluar di lantura Lohbener. Setelah masuk ke wilayah Lohbener lalu menuju Kecamatan Sindang dan memutari wilayah kota Indramayu yang selanjutnya berakhir di Pendopo Indramayu.

Plt Bupati Indramayu, Supendi berharap, kirab Adipura itu membuat warga lebih sadar untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan masing-masing.

"Semoga perilaku menjaga kebersihan lingkungan bisa menjadi budaya masyarakat sehari-hari," tutur Supendi.

Supendi pun tak lupa menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada para petugas kebersihan yang selama ini berperan besar mewujudkan lingkungan yang bersih. Dia pun mengumpulkan mereka pada Kamis (17/1) subuh, sesaat sebelum petugas kebersihan mulai beraksi.

"Para petugas kebersihan telah menjadi pasukan terdepan dalam menciptakan kebersihan dan mengelola lingkungan perkotaan menjadi nyaman, teduh, serta resik, sehingga Indramayu memperoleh Adipura untuk yang kesepuluh kalinya," kata Supendi.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Indramayu,  Aep Surahman mengatakan, jumlah petugas kebersihan yang tersebar di wilayah Kabupaten Indramayu berjumlah 450 orang. "Kalau dibandingkan dengan luas wilayah, jumlah ini memang masih kurang," tukas Aep.

Aep berharap, warga di Kabupaten Indramayu ikut menjaga kebersihan dengan penuh kesadaran. Dia menyatakan, kebersihan kota bukan semata tanggung jawab petugas kebersihan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement