Senin 21 Jan 2019 13:04 WIB

Dua Maskapai Kurangi Frekuensi Penerbangan Jember-Surabaya

Okupansi penumpang hanya berkisar 50-60 persen dari jumlah kursi yang tersedia.

Suasana penyambutan penerbangan perdana Wings Air di Bandara Notohadinegoro, Ajung, Jember, Jawa Timur, Selasa (1/8). Wings Air membuka rute baru dari Bandara Internasional Juanda Surabaya ke Bandara Notohadinegoro Jember untuk memudahkan wisatawan dan investor mengunjungi Jember.
Foto: Seno/Antara
Suasana penyambutan penerbangan perdana Wings Air di Bandara Notohadinegoro, Ajung, Jember, Jawa Timur, Selasa (1/8). Wings Air membuka rute baru dari Bandara Internasional Juanda Surabaya ke Bandara Notohadinegoro Jember untuk memudahkan wisatawan dan investor mengunjungi Jember.

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Maskapai Garuda Indonesia dan Wings Air mengurangi frekuensi penerbangan rute Jember-Surabaya PP dari setiap hari menjadi empat hari dalam sepekan di Bandara Notohadinegoro Kabupaten Jember, Jawa Timur. Pengurangan frekuensi penerbangan dilakukan karena kurangnya jumlah penumpang.

"Penerbangan Garuda rute Jember-Surabaya (JBB-SUB) di Bandara Notohadinegoro Jember hanya pada hari Senin, Rabu, Jumat dan Ahad sedangkan pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu tidak beroperasi karena pada hari itu sepi penumpang atau low season," kata Sales Manajer Garuda Indonesia Wilayah Jember Heru Joko Satria di Kabupaten Jember, Senin (21/1).

Menurutnya, okupansi penumpang hanya berkisar 50-60 persen dari jumlah kursi yang tersedia sebanyak 70 kursi. Hal itu dinilai masih di bawah rata-rata ideal keterisian penumpang yang seharusnya di atas 60 persen yakni minimal 45 kursi yang terisi untuk setiap kali penerbangan.

"Pengurangan frekuensi penerbangan itu tidak hanya terjadi untuk rute Jember-Surabaya, tetapi skala nasional di beberapa daerah yang mengalami sepi penumpang atau berkurang sehingga pihak manajemen melakukan evaluasi terkait hal tersebut," tuturnya.

Ia mengatakan puncak kepadatan penumpang atau peak season di Bandara Notohadinegoro Jember terjadi pada pertengahan Desember hingga akhir Desember 2018. Hal itu didorong momentum Natal dan liburan. Namun, pada pekan pertama Januari 2019 mulai terjadi penurunan jumlah penumpang.

"Kami akan mengevaluasi frekuensi penerbangan itu pada akhir Januari 2019, apakah akan mengurangi atau menambah frekuensi penerbangan di Bandara Notohadinegoro Jember dengan mempertimbangkan tinggi atau rendahnya permintaan masyarakat akan moda transportasi udara rute Jember-Surabaya," katanya.

Heru menjelaskan setiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda untuk sektor penerbangan. Kabupaten Jember misalnya, didominasi oleh penumpang yang memiliki kepentingan bisnis yang terbang dari Jakarta atau Surabaya menuju Jember dan sebaliknya. Sedangkan, ada daerah lain yang justru peningkatan penerbangan karena sektor pariwisatanya.

"Selain itu, konektivitas penerbangan juga sangat berpengaruh pada penurunan penumpang Garuda di Jember. Ketika di Jakarta mengurangi frekuensi penerbangan ke Surabaya, maka secara otomatis penumpang yang terbang ke Surabaya-Jember juga berpengaruh," ujarnya.

Sementara pihak Wings Air melalui surat yang ditujukan kepada Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bandara Notohadinegoro Jember juga menyampaikan pembatalan penerbangan untuk hari yang sama dengan maskapai Garuda Indonesia. Wings Air tidak beroperasi pada Selasa, Kamis, dan Sabtu sejak 12 Januari hingga 30 April 2019 karena kebijakan manajemen.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement