Senin 21 Jan 2019 13:43 WIB

Kemenag: Indonesia Bertahan karena Gaya Keislaman Humanis

Saat ini masih ada gerakan yang bertentangan dengan gaya keislaman tersebut.

Rep: Muhyiddin/ Red: Andi Nur Aminah
 Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin
Foto: dok. Kemenag.go.id
Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag), Kamaruddin Amin mengatakan, Indonesia merupakan negara paling majemuk di dunia. Namun, menurut dia, sampai saat ini Indonesia masih mampu bertahan, karena Indonesia mempunyai keislaman yang humanis.

"Kita hidup di negara paling majemuk di dunia, tetapi mampu bertahan sampai sekarang karena memiliki gaya keislaman yang humanis, toleran, dan damai," ujar Kamaruddin dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (21/1).

Saat ini, menurut dia, memang masih ada gerakan-gerakan yang bertentangan dengan gaya keislaman tersebut. Namun, kata dia, secara umum keislaman di Indonesia sudah sangat baik. "Meskipun masih ada peristiwa sporadis yang bertentangan dengan itu. Namun secara umum keislaman kita sangat baik," ucapnya.

Dia mengatakan, kontribusi pendidikan Islam dalam menjaga artikulasi Islam di Indonesia sangat fundamental. Karena itu, menurut dia, keberagamaan yang moderat, toleran, dan humanis harus tetap terlefleksikan dalam aktifitas pendidikan Islam.

Saat ini Kemenag menaungi 78 ribu madrasah, 28.100 pondok pentren, dan 770 perguruan tinggi Islam. Dari lembaga-lembaga inilah, Kemenag harus menjamin ajaran agama yang murni disampaikan tanpa penyimpangan.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, melalui pendidikan Islam, seseorang akan memiliki cara pandang yang waras dan memiliki nilai-nilai. Karena itu, para pegiat pendidikan, mulai birokrasi hingga para guru dan tenaga pendidikan di lapangan sebenarnya memiliki peran penting dalam membangun peradaban Indonesia.

"Jangan menganggap peran ini hanya pekerjaan. Bila hanya itu, mesin bisa menggantikannya lebih baik. Tetapi kita pada dasarnya sedang membentuk manusia Indonesia," jelas Lukman.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement