Senin 21 Jan 2019 22:17 WIB

Menhan Tegaskan Kebangkitan PKI Harus Dicegah

PKI terbukti telah tiga kali melakukan pemberontakan di Indonesia.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyimak pertanyaan anggota dewan saat rapat kerja dengan Komisi I DPR di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/12/2018).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyimak pertanyaan anggota dewan saat rapat kerja dengan Komisi I DPR di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu mengingatkan agar seluruh komponen bangsa mewaspadai kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia. Hal itu diungkapkan Ryamizard saat kunjungan kerjanya ke Palembang, Sumatra Selatan, Senin (21/1).

"PKI terbukti telah tiga kali melakukan pemberontakan di Indonesia. Ini harus dicegah dan patut diwaspadai," kata Ryamizard, Senin.

Ia mengaku tidak mengetahui secara pasti berapa jumlah orang PKI yang tersebar di Indonesia. "Kalau lama-lama dibiarkan, ya bisa menarik simpati. Itu masyarakat bisa dihasut. Nah, kalau memang mereka menghasut, ketok saja kepalanya. Bagi saya tidak ada urusan orang radikal, penjahat, ya ketok (tumpas) saja," tegas mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini.

Purnawirawan jenderal bintang empat ini, menegaskan, siapa pun yang terbukti terlibat atau menyebarkan paham tersebut, maka harus dihukum sesuai aturan yang berlaku. Ryamizard menegaskan, paham komunis tidak cocok di Indonesia karena tidak sesuai dengan ideologi negara, yakni Pancasila.

"Karena itu (PKI) bahaya laten. Kita bukan tidak suka komunisme, kalau di Rusia dan Cina, ya silakan. Bukan komunisnya yang kita persoalkan tetapi pemberontakannya," ujar Ryamizard.

Ryamizard juga mengingatkan agar para ulama dapat membantu meredam situasi politik yang dapat menimbulkan perpecahan di masyarakat menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.  "Ulama atau habib harus dapat meredam panasnya suhu politik, bukan malah ikut-ikutan memaki kepada pemerintah. Habib apaan tuh?" kata Menhan.

Menurut dia, semua elemen bangsa menginginkan agar pesta demokrasi ini berjalan aman dan lancar. Oleh karena itu, ulama bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat. Ryamizard juga meminta agar para ulama dan habib untuk menjaga dan memperkokoh persatuan bangsa demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Anfal ayat 42)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement