REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Partai Demokrat akan menelusuri penyebab sikap Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis, yang mendukung pasangan Jokowi – Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019. Sebab, tidak ada komunikasi terlebih dulu antara Azis dengan Partai Demokrat yang mengusungnya.
Ketua DPP Partai Demokrat sekaligus Korwil Jawa Barat 8, Herman Khaeron mengatakan selama Azis dikenal sebagai sosok yang loyal, santun, dan mengenal tata krama. Namun kini, Azis tiba-tiba menyatakan dukungan kepada pasangan capres yang berbeda dengan Demokrat.
"Kita harus cari tahu kenapa," ucapnya.
Herman pun akan segera menemui Azis untuk mencari tahu penyebab berbeloknya dukungan tersebut. Namun, saat ini Azis sedang ada tugas di Surabaya sehingga pertemuan itu belum bisa dilakukan.
Azis menjadi kader Partai Demokrat sejak 2003 lalu. Bahkan, sejak 2006, Azis sudah menjabat Ketua DPC Partai Demokrat Kota Cirebon hampir tiga periode. Partai Demokrat pun telah menjadi kendaraan politik bagi Azis saat menjadi anggota DPRD bahkan Ketua DPRD Kota Cirebon. Azis juga diusung menjadi Wakil Walikota dan Walikota Cirebon untuk dua periode berturut-turut.
"Kami bahu membahu membantunya," ujarnya.
Karena itu, Herman mengaku kecewa terhadap Azis yang selama karir politiknya telah didukung penuh Partai Demokrat. Apalagi, Azis menyatakan dukungan pada Jokowi-Amin tanpa berkomunikasi terlebih dulu. Herman mengakui, menentukan dukungan pada capres merupakan hak pribadi seseorang. Namun, dia menegaskan, dalam setiap organisasi memiliki tatanan, aturan, kewajiban dan tata krama.
Sementara itu, Ketua DPC Partai Demokrat Kota Cirebon, Handaru Jati, menilai, berbeloknya dukungan Azis yang berbeda dengan Partai Demokrat karena ada orang atau sekelompok orang yang mengajaknya.