Selasa 22 Jan 2019 09:30 WIB

433 Penerbangan Bandara Pekanbaru Dibatalkan

Masih tingginya harga tiket menurunkan minat masyarakat melakukan perjalanan.

Calon penumpang berada di depan layar informasi jadwal penerbangan yang memperlihatkan sejumlah penerbangan dibatalkan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, di Pekanbaru, Riau, Selasa (6/10).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Calon penumpang berada di depan layar informasi jadwal penerbangan yang memperlihatkan sejumlah penerbangan dibatalkan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, di Pekanbaru, Riau, Selasa (6/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Sebanyak 433 penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, terpaksa dibatalkan sejak awal Januari 2019 karena jumlah penumpang menurun drastis. Penurunan penumpang ini akibat mahalnya harga tiket pesawat.

Berdasarkan data PT Angkasa Pura II selaku otoritas Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II di Pekanbaru, Selasa, selama periode tanggal 1 sampai 21 Januari ada 212 penerbangan domestik menuju Pekanbaru yang batal. Sedangkan penerbangan dari Pekanbaru yang batal ada 217 penerbangan. Sementara itu, untuk penerbangan internasional baik yang dari maupun menuju Bandara Pekanbaru hanya empat penerbangan yang dibatalkan.

Hal ini menunjukkan kebijakan maskapai yang menaikan tarif pesawat sangat berdampak pada konsumen dalam negeri. Pasalnya, lebih dari 90 persen penerbangan yang batal melayani rute domestik.

"Penerbangan yang dibatalkan rata-rata 20 penerbangan per hari," kata Executive General Manager Bandara SSK II, Jaya Tahoma Sirait.

Otoritas Bandara Pekanbaru sejak awal Januari sudah mencatat ada penurunan penumpang sekitar 15 persen dari biasanya, setelah terjadi kenaikan tarif pesawat. Berdasarkan pantauan di situs pemesanan tiket seperti traveloka, harga tiket untuk rute Pekanbaru-Jakarta yang paling banyak diminati, masih bertahan di atas Rp 1 juta per penumpang.

Harga tersebut terus bertahan hingga sepekan ke depan di semua maskapai. Tarif tersebut dua kali lipat lebih tinggi dari harga sebelum kenaikan jika dibandingkan pada periode sama pada tahun lalu.

Jaya Tahoma menjelaskan maskapai yang paling banyak dibatalkan penerbangannya adalah dari Lion Air Group, yang selama ini dikenal sebagai maskapai berbiaya rendah (low cost carrier). Maskapai yang mengusung slogan We Make People Fly ini masih mematok harga tiket rute Pekanbaru-Jakarta di kisaran angka Rp 1 juta hingga Rp 1,2 juta per orang.

Sejak awal Januari, ada 138 penerbangan batal untuk maskapai Lion Air, Wings Air 69 penerbangan, Batik Air 38 penerbangan, dan Malindo Air satu penerbangan yang batal. Kemudian ada 129 pembatalan penerbangan maskapai Garuda Indonesia, dan 56 penerbangan yang batal oleh maskapai Citilink. Selanjutnya ada maskapai luar negeri Scoot yang tercatat membatalkan dua penerbangan.

Penerbangan yang paling banyak dibatalkan terjadi di rute Pekanbaru-Jakarta, yakni sebanyak 245 penerbangan. Selain itu, rute yang dibatalkan ke Batam ada 94 penerbangan, Jambi sebanyak 31 penerbangan, Medan ada 21 penerbangan, Padang sebanyak 14 penerbangan, serta rute tujuan Padang, Dumai dan Palembang masing-masing ada delapan penerbangan batal.

Penerbangan internasional yang batal antara lain dua penerbangan tujuan Singapura, serta tujuan Malaysia dan Jeddah masing-masing satu penerbangan.

Kebijakan maskapai penerbangan nasional yang menaikan tarif pesawat hingga batas atas, diakui Jaya akan membuat target PT Angkasa Pura (AP) II dalam pengembangan Bandara SSK II akan terganggu. Apalagi selama beberapa tahun terakhir jumlah penumpang pesawat yang menggunakan layanan Bandara tersebut menunjukan kenaikan signifikan.

Jaya Tahoma mengatakan pada tahun ini AP II memproyeksikan ada pertambahan jumlah penumpang pesawat berkisar 4,3 juta hingga 4,4 juta orang. Namun, dengan kondisi sekarang ini, ia pesimis target itu akan terwujud.

"Jika harga tiket tidak turun, maka perkiraan kami jumlah penumpang hanya naik kisaran tiga sampai empat persen," ujarnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement