REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sedikitnya 35 warga Cina gagal melakukan tindakan bunuh diri sejak diluncurkan upaya penyelamatan yang digagas perusahaan internet terbesar Tencent bersama pihak Kepolisian Kota Shenzhen, Provinsi Guangdong.
Prakarsa "We Light" yang dikampanyekan sejak Juli 2018 itu merupakan proyek pertama di daratan Cina yang melibatkan unsur swasta dengan pihak kepolisian.
Lebih dari 2.000 akun grup QQ (platform media sosial Tencent) yang menyediakan informasi mengenai tindakan bunuh diri telah ditutup dalam tujuh bulan terakhir.
"Peluncuran 'We Light' ini menunjukkan adanya bidang kerja sama baru antara kepolisian dengan perusahaan swasta," kata Kepala Unit Internet Kepolisian Kota Shenzhen Zhang Yong.
Dengan adanya prakarsa itu, Tencent dan Kepolisian Kota Shenzhen telah membentuk kanal cepat tanggap dan pertolongan darurat. Pemilik akun QQ yang mendapati seorang hendak melakukan bunuh diri dapat melaporkan ke platform medsos Tencent yang dengan segera terinformasikan ke kantor polisi.
Baca juga, Studi: Kasus Bunuh Diri di Kalangan Pria Terus Meningkat.
Salah satu contoh kasus, polisi menggagalkan upaya bunuh diri seorang pria di Hefei, Provinsi Anhui, dua jam sebelum perbuatan nekat itu dilakukan. Setelah menerima informasi dari salah satu pemilik akun QQ, polisi Shenzhen segera menghubungi polisi Hefei mengenai adanya pria yang hendak melakukan bunuh diri.
Petugas kepolisian di Hefei memerlukan waktu enam jam untuk membujuk pria tersebut agar tidak menghabisi nyawanya sendiri.
"Kami berharap ide kami ini membuat teknologi bermanfaat bagi masyarakat dan bisa bekerja sama dengan semua sektor untuk menciptakan lingkungan internet yang harmonis, sehat, dan berkelanjutan. Kami juga berharap bisa membuat hidup semua orang lebih baik dengan bantuan internet," kata GM Keamanan Informasi Tencent Yu Haitao.