Selasa 22 Jan 2019 14:30 WIB

Seribu Hektare Sawah di Banyumas Terendam Banjir

Seluas 300 hektare tanaman padi mati akibat terlalu lama terendam banjir.

Red: Nur Aini
Ilustrasi banjir merendam sawah.
Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Ilustrasi banjir merendam sawah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Sekitar 1.000 hektare sawah di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, terendam banjir sejak 16 Januari 2019.

"Luasan tersebut berdasarkan pendataan sementara yang kami lakukan terhadap area persawahan di tiga kecamatan yang terendam Banjir, yakni Tambak, Sumpiuh, dan Kemranjen," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas Widarso di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa (22/1).

Menurut dia, usia tanaman padi pada area persawahan yang terendam banjir itu berkisar dua minggu hingga satu bulan setelah tanam. Dari luasan yang terendam banjir tersebut, kata dia, terdapat sekitar 300 hektare tanaman padi yang mati karena terlalu lama terendam banjir.

"Tanaman padi yang usianya kurang dari satu bulan berpotensi mati jika terendam banjir terlalu lama. Sementara tanaman padi yang berusia lebih dari satu bulan diharapkan masih bisa bertahan hidup," katanya.

Kendati demikian, dia mengatakan luasan tanaman padi yang mati akibat terlalu lama terendam banjir masih akan bertambah jika genangan air tidak segera surut.

"Mudah-mudahan genangan air segera surut. Tapi kalau masih terjadi hujan lebat seperti beberapa hari terakhir, luasan tanaman padi yang terancam mati bisa bertambah," tegasnya.

Terkait dengan hal itu, Widarso mengatakan pihaknya telah melaporkan ke pemerintah pusat melalu Kementerian Pertanian terkait dengan potensi kerugian yang dialami petani akibat banjir tersebut meskipun luasan tanaman padi yang berpotensi mati masih terus berkembang. Ia mengharapkan pemerintah dapat memberikan bantuan benih untuk petani yang dialokasikan dari cadangan benih nasional.

"Petani yang tanaman padinya mati secara otomatis harus menanam ulang. Kami akan terus mendata luasan tanaman padi yang harus tanam ulang hingga kondisi air benar-benar surut," katanya.

Sebelumnya, salah seorang warga Desa Sidamulya, Kecamatan Kemranjen, Mariyun mengatakan sawahnya yang seluas 2 hektare terendam banjir yang terjadi sejak tanggal 16 Januari 2019. Menurut dia, tanaman padi di sawahnya baru berusia dua minggu setelah tanam dan terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 1 meter.

"Setelah surut, saya terpaksa menanam ulang karena tanaman padi yang usianya kurang dari satu bulan tidak bisa bertahan lama terendam banjir," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement