REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Irak dikenal sebagai tempat lahirnya peradaban. Lebih dari sepuluh ribu situs arkeologi bernilai tinggi terdapat di sini. Sejarah Irak dimulai pada zaman paleolitik yang hidup di dataran Meso potamia, sekitar seribu abad yang lalu.
Dataran subur ini diapit Sungai Tigris dan Sungai Eufrat. Agama Islam dan bangsa Arab masuk ke wilayah Irak pada masa Kha lifah Umar bin Khattab pada 637 M. Mere kalah yang menyebut wila yah ini Irak. Khalifah kemudian men dirikan dua kota penting, yaitu Kufah dan Basrah.
Selain dua kota itu, belakangan muncul pula Baghdad. Kota ini mu lai memegang pe ranan penting ke tika Dinasti Abbasiyah menggulingkan Dinasti Ummayah yang berpusat di Da maskus. Di bawah ke kuasaan Khalifah Abu Ja’far al-Mansur, pusat kekuasaan pun beralih ke Baghdad. Sejak itu, kota yang terletak di tepi barat Sungai Tigris tersebut seakan mewarisi kejayaan kerajaan-kerajaan be sar di Meso potamia.
Basrah
“Venesia Timur Tengah”. Begitu kota Basrah kerap dijuluki. Kota yang memiliki sejumlah terusan (kanal) itu memiliki peranan yang sangat penting dalam sejarah awal Islam. Terletak di sepanjang Su ngai Shatt al-Arab, dekat Teluk Persia, Basrah menjelma menjadi kota metropolis peradaban dan per dagangan di era kekhalifahan Abbasiyah. Sederet ilmuwan terkemuka yang telah mengharumkan nama Islam lahir di kota ini. Salah satunya, fisikawan feno menal, Ibnu al-Haitham. ¦
Baghdad
Laiknya New York di era modern, Baghdad boleh dibilang sebagai ibu kota dunia pada abad per tengah an. Ketika Eropa dicengkeram kegelapan, Baghdad justru menjelma sebagai pusat peradaban terbesar. Di bawah kekuasaan Dinasti Abbasiyah, kota ini mencapai masa keemasannya.
Tak hanya sebagai pusat kekua saan, kala itu Baghdad pun sarat dengan aktivitas keilmuan. Sebagai sebuah metropolis intelektual, Baghdad dilengkapi dengan berbagai fasilitas publik, se perti museum, rumah sakit, perpustakaan, pusat bisnis, dan masjid.
Kufah
Kufah tergolong kota tua. Awalnya wilayah ini didiami oleh bangsa Mesopotamia. Namun, sejak abad ke-7 M, kota ini merupakan salah satu kota terpenting dalam sejarah peradaban Islam. Bahkan, Khalifah Ali bin Abi Thalib sempat memindahkan ibu kota pemerintahan Islam ke kota ini.
Selain itu, Kufah pun sempat menjadi pusat gerakan ilmiah Islam yang telah melahirkan sejumlah ulama dan ilmuwan Muslim terkemuka, di antaranya, Abu Musa Jabir bin Hayyan yang dikenal sebagai pakar di bidang kimia, al-Kindi yang dijuluki sebagai pemikir dan filosof Arab paling tangguh, serta Imam Hanafi, seorang imam mazhab besar dalam dunia Islam.