Selasa 22 Jan 2019 16:05 WIB

250 Warga Palestina Tewas dalam Aksi Great March of Return

Lebih dari 23 ribu orang terluka sepanjang aksi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Aksi Great Return March Palestina.
Foto: Dok Aman Palestin-Indonesia
Aksi Great Return March Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- PBB mengatakan lebih dari 250 warga Palestina tewas ketika mengikuti aksi Great March of Return yang digelar di perbatasan Gaza-Israel sejak 30 Maret 2018. Lebih dari 23 ribu orang terluka sepanjang aksi itu dilakukan.

"Sejak 30 Maret 2018, Jalur Gaza telah menyaksikan peningkatan signifikan korban Palestina, dalam konteks demonstrasi massa dan kegiatan lainnya di sepanjang pagar pembatas Israel-Gaza, yang terjadi sebagai bagian dari Great Return March, serta selama permusuhan dan akses insiden terkait," kata Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) dalam laporannya, dikutip laman Al Araby pada Senin (21/1).

Menurut OCHA, hal itu menimbulkan kekhawatiran bagi keselamatan warga Palestina yang tidak bersenjata, tapi tetap diserang secara brutal oleh pasukan Israel. "Sejumlah besar korban di antara demonstran Palestina yang tidak bersenjata, termasuk persentase tinggi demonstran yang terkena amunisi langsung, telah menimbulkan kekhawatiran tentang penggunaan kekuatan berlebihan oleh pasukan Israel," kata OCHA.

photo
Warga Palestina mengumpulkan ban bekas pada peringatan 70 tahun hari Nakba (hari di mana warga Palestina diusir secara besar-besaran oleh Israel) di perbatasan Gaza, selatan jalur Gaza, Selasa (15/5)

Menurut OCHA, dunia internasional telah menyalurkan bantuan kemanusiaan yang besar untuk Gaza. Namun, hal itu memang tak pernah mencukupi.

"Meskipun bantuan signifikan diberikan, menangani kebutuhan multisektoral yang dihasilkan dari masuknya korban secara massal tetap menantang karena kurangnya dana, bertahun-tahun blokade, dan kesenjangan internal serta krisis energi kronis," ujar OCHA.

Sejak Maret tahun lalu, ribuan penduduk Palestina di Gaza telah menggelar aksi bertajuk Great March of Return di pagar perbatasan Israel. Mereka menyerukan Israel mengembalikan tanah-tanah yang didudukinya pasca Perang Arab-Israel tahun 1948 kepada para pengungsi Palestina.

Namun, aksi itu diberangus Israel dengan menyerang para demonstran. Selain meluncurkan gas air mata, Israel juga menyiapkan pasukan khusus untuk menembak warga Gaza dari jarak jauh. Kendati diserang secara brutal, aksi Great March of Return tetap dilanjutkan. Hal tersebut menyebabkan jumlah korban luka dan tewas akibat serangan Israel kian bertambah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement