Selasa 22 Jan 2019 16:32 WIB

Ganjar Pastikan Guru Madrasah Diniyah Dapat Intensif

Bantuan berasal dari dana hibah pemprov sebesar Rp 205 miliar.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Foto: Bowo Pribadi.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG—  Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) memastikan sebanyak 170.949 orang guru madrasah diniyah (madin) dan TPQ, termasuk pengasuh pondok pesantren di  Jateng akan menerima bantuan insentif. Bantuan tersebut berasal dari dana hibah pemerintah provinsi setempat sebesar Rp 205 miliar.

Pemberian insentif tersebut sebagai bentuk dukungan Pemprov Jateng terhadap kondisi guru madin dan TPQ agar semakin bermutu dan profesional dalam mendidik generasi muda kedepan.

"Kami ingin generasi nantinya menjadi manusia baik, mempunyai pemahaman baik tentang kehidupan. Bantuan ini juga karena para guru yang mengajarkan keagamaan belum semua 'tercover' Kementerian Agama," Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, di Semarang, Selasa (22/1).

Ganjar menjelaskan pola pencairan bantuan insentif untuk guru madin-TPQ dan pengasuh ponpes nantinya sama seperti dana hibah lainnya yakni melalui Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jateng yakni yang bersangkutan akan menerima dana itu melalui rekening dan alamat yang sudah didata sebelumnya.

"Ada 170 ribuan guru madin, TPQ dan pengasuh pondok pesantren yang sudah terverifikasi Kemenag," ujar politikus PDI Perjuangan itu.

Ganjar berpesan kepada para guru madin-TPQ dan pengasuh ponpes untuk selalu memberikan pengajaran yang baik, begitu pula dengan para santri dan siswa untuk mengormati guru agar terwujud rasa saling peduli dan memahami.

Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen berharap melalui pemberian bantuan insentif ini para guru madin-TPQ dan pengasuh ponpes membantu penguatan paham Islam rahmatan lil 'alamin.

"Semoga dengan bantuan ini dapat memberikan manfaat dan tidak ada keluh kesah lagi dari para guru maupun ustad. Pondok pesantren, madrasah di Jateng ini penyumbang pendidikan keagamaan terbesar ketiga di Indonesia sejak sebelum kemerdekaan," ujarnya.

Wagub yang akrab disapa Gus Yasin itu menyebutkan dahulu para kiai berinisiatif membangun negara dengan agama sehingga para penerus dan santri pun harus dikembalikan pemahamannya.

"Di Rembang, Batang, Tegal, Batang, Pekalongan, Kudus, Kebumen bantuan seperti itu sudah dilakukan melalui pemerintah setempat, ketika sudah berikan bantuan, kita ajak kerja sama untuk menanggulangi paham radikal," katanya. 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement