REPUBLIKA.CO.ID, Mencari ikan telah menjadi bagian hidup dari Sukarih, seorang nelayan asal Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Dengan perahu berbobot lima gross ton (GT), dia biasa melaut di perairan Indramayu.
Sekali melaut, Sukarih menghabiskan waktu sekitar tiga hari. Untuk keperluan itu, dia harus mengeluarkan modal sekitar Rp 1 juta. Selain untuk kebutuhan bahan bakar minyak (BBM), modal itu juga digunakan untuk perbekalan makan, minum maupun lainnya.
Sebagai nelayan tradisional, Sukarih pergi melaut hanya berdasarkan perkiraan kemana kemudi perahu harus diarahkan mencari ikan. Jika beruntung, dia bisa memperoleh hasil tangkapan senilai Rp 3 juta. Namun, jika ternyata perkiraannya tak tepat, maka hanya sedikit ikan yang bisa ditangkap di perairan yang ditujunya. Akibatnya, baik modal maupun waktu yang telah dihabiskan pun menjadi sia-sia karena hasilnya tak cukup untuk menutup modal yang dikeluarkan.
‘’Pernah juga melaut tanpa hasil karena ternyata cuaca buruk terjadi saat sudah sampai di tengah laut,’’ ujar Sukarih, saat ditemui di Desa Karangsong, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Selasa (22/1).
Menjawab kesulitan nelayan seperti Sukarih, Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama dengan XL Axiata meluncurkan aplikasi Laut Nusantara. Aplikasi tersebut menyediakan berbagai fitur yang mempermudah nelayan saat melaut.
Aplikasi Laut Nusantara yang di-launching pada 30 Agustus 2018 dan di-relaunching oleh Menteri Susi Pudjiastuti pada 10 Oktober 2018 itu didukung basis informasi yang lengkap dan real time. Untuk sumber datanya, berasal dari BROL.
Data-data dari BROL itu dibuat up to date dan berdasarkan riset dan observasi laut di seluruh wilayah nusantara. Semua informasi kelautan yang terdapat dalam aplikasi Laut Nusantara tersebut didapat secara langsung dari stasiun bumi BROL sehingga tidak diragukan keakuratannya.
‘’Jadi XL Axiata menyiapkan teknologinya, kami yang menyiapkan isinya (data),’’ ujar Kepala BROL KKP, I Nyoman Radiarta, saat ditemui di sela sosialisasi aplikasi Laut Nusantara di Desa Karangsong, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Selasa (22/1).
I Nyoman Radiarta menyebutkan, berbagai fitur yang tersaji dalam aplikasi Laut Nusantara di antaranya adalah Daerah Penangkapan Ikan. Fitur itu berisi sebaran ikan, potensi sebaran ikan, data cuaca seperti arah dan kecepatan angin, cuaca, tinggi gelombang pada koordinat tertentu, serta status di perairan seperti aman, waspada dan bahaya.
‘’Jadi nelayan sudah tahu di titik mana ikan berada. Nelayan tak perlu lagi mencari ikan, tapi sudah langsung menangkap ikan,’’ terang I Nyoman Radiarta.
Fitur lainnya adalah Lapor Tangkapan, Gelombang Perairan, Informasi Angin, Informasi Harga Ikan Pelabuhan, Nama Ikan dari 3 Penamaan, Cuaca Perairan, Informasi Pelabuhan, Perkiraan BBM, serta fitur Chatting.
‘’Aplikasi ini akan terus kita perbaharui sesuai dengan masukan dan kebutuhan dari para nelayan,’’ tegas I Nyoman Radiarta.
I Nyoman Radiarta menyatakan, aplikasi Laut Nusantara itu diberikan secara gratis. Meski bekerja sama dengan XL Axiata, namun siapapun bisa mengunduhnya. Sejak diluncurkan pada 2018, pihaknya bersama XL Axiata sudah mensosialisasikannya kepada 1.300 nelayan di berbagai daerah. Selain itu, yang sudah mengunduh aplikasi itu tercatat lebih dari 5.000 pengguna.
Head of Sales Area Indramayu Central Region XL Axiata, R Tommy Chandra Dirgantara, menambahkan, keberadaan aplikasi Laut Nusantara itu merupakan komitmen XL Axiata untuk meningkatkan ekonomi nelayan.
‘’Melalui aplikasi Laut Nusantara, kita ubah kerja keras jadi kerja cerdas. Pekerjaan nelayan jadi lebih simpel, lebih ekonomis dan lebih efektif,’’ tukas Tommy.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu, AR Hakim pun menyambut baik keberadaan aplikasi tersebut. Dia menilai, aplikasi tersebut bisa meningkatkan kesejahteraan nelayan.
‘’BBM makin irit karena nelayan sudah tahu kemana harus menangkap ikan, bukan lagi mencari ikan. Hasil tangkapan pun akan meningkat,’’ kata Hakim.
Hakim menyebutkan, jumlah nelayan Indramayu saat ini ada sekitar 39 ribu orang. Sedangkan produksi perikanan Indramayu pada tahun lalu mencapai sekitar 164 ribu ton.
Sementara itu, dalam sosialisasi aplikasi Laut Nusantara di Desa Karangsong, XL Axiata membagikan secara gratis handphone yang dilengkapi paket data untuk 30 hari serta paket telepon kepada 100 orang nelayan. Mereka juga mengajarkan secara langsung kepada para nelayan tersebut cara mengunduh maupun menggunakan aplikasi tersebut.
Sukarih, yang menjadi salah satu nelayan penerima bantuan itu mengaku sangat gembira. Dia yakin, aplikasi Laut Nusantara akan mempermudah aktivitasnya saat melaut.
‘’Dulu kan harus mencari-cari ikan, sekarang bisa langsung menangkap ikan karena kita sudah tahu lokasi sebaran ikannya. BBM dan perbekalan juga bisa lebih irit,’’ tandas sukarih.