Selasa 22 Jan 2019 21:48 WIB

Inggris akan Tarik Jet Tempur dari Irak dan Suriah

Inggris akan tetap mempertahankan kehadiran militernya di Irak dan Suriah.

Red: Nur Aini
Kondisi pusat kota Idlib, Suriah
Foto: The Guardian
Kondisi pusat kota Idlib, Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris dilaporkan akan menarik lebih dari separuh armada pesawat tempurnya dari Irak dan Suriah bulan depan. Kendati demikian, Inggris tetap akan mempertahankan kehadiran militernya di kedua negara tersebut, khususnya Suriah.

Daily Mail, mengutip pejabat pertahanan senior Inggris melaporkan, London akan menarik delapan dari 14 jet RAF Tornado yang selama ini beroperasi di Irak dan Suriah. Sementara sisa dari armada jet RAF Tornado dan 10 pesawat nirawak Reaper tetap  dipertahankan di Timur Tengah.

"Ini sama sekali tidak melemahkan tekad kami untuk melakukan misi melawan rezim yang tercela," kata pejabat pertahanan Inggris tersebut tanpa memberi keterangan lebih terperinci.

Langkah Inggris menarik lebih dari separuh jet tempurnya muncul setelah Amerika Serikat (AS) memutuskan menarik seluruh pasukannya dari Suriah. Menurut Presiden AS Donald Trump, hal itu dilakukan karena milisi ISIS di negara tersebut sudah berhasil dikalahkan.

Namun, Prancis dan Inggris sebagai sekutu AS di Suriah mengkritik keputusan Trump. Kedua negara itu menilai kehadiran pasukan AS masih dibutuhkan karena ISIS belum sepenuhnya tertumpas. Di sisi lain, langkah AS dinilai melanggar persekutuan.

"Saya sangat menyesali keputusan (Trump) yang dibuat di Suriah," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron merespons keputusan Trump pada Desember tahun lalu.

"Menjadi sekutu berarti bertempur bahu membahu. Itu hal yang penting bagi seorang kepala negara dan kepala militer. Seorang sekutu harus bisa diandalkan," ujar Macron.

Sementara seorang juru bicara Pemerintah Inggris mengungkapkan, sejak sekutu memulai operasi militer melawan ISIS di Irak dan Suriah, kemajuan besar telah dicapai. Wilayah di Suriah timur, misalnya, berhasil direbut kembali dari tangan milisi. "Tapi masih banyak yang harus dilakukan dan kita tidak boleh lupa akan ancaman yang mereka ajukan. Bahkan tanpa (menguasai) wilayah, ISIS akan tetap menjadi ancaman," katanya.

Dia mengatakan Inggris tak akan mengikuti langkah Trump menarik pasukannya dari Suriah. "Kami akan terus bekerja dengan anggota koalisi untuk mencapai hal ini (menumpas ISIS)," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement