Rabu 23 Jan 2019 04:50 WIB

Moderator Debat Dinilai Harus Imparsial

'Siapapun moderator dan panelis itu adalah sosok yang imparsial.'

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Yudha Manggala P Putra
Suasana usai debat pertama pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilu 2019 di Jakarta, Kamis (17/1).
Foto: Republika/Prayogi
Suasana usai debat pertama pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilu 2019 di Jakarta, Kamis (17/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf, Arsul Sani menyatakan, pihaknya tak mempermasalahkan siapapun yang akan menjadi moderator dalam debat calon presiden. Asalkan, moderator harus imparsial dan tak terafiliasi politik.

"Kita sekarang serahkan semua pada KPU, kita cuma minta satu saja, siapapun moderator dan panelis itu adalah sosok yang imparsial. Imparsial terhadap siapa, ya terhadap 01 dan 02," kata Arsul di ruang kerjanya, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (22/1).

Arsul menegaskan, pihaknya menyerahkan pada KPU segala format debat yang akan dibuat. Terkait pemilihan moderator, TKN meminta KPU mempertimbangkan rekam jejak moderator sebagai bagian dari pengujian imparsialitas.

Arsul menegaskan, pihaknya tidak ingin moderator berada di salah satu kubu paslon. Dalam hal ini, Arsul mengambil contoh penolakan Bambang Widjayanto yang sempat diusulkan menjadi panelis, namun ditolak pihak TKN.

"Lihatlah track record-nya, karena kan contohnya sudah ada, waktu itu kan kami tolak BW (Bambang Widjayanto) misalnya, kan kemudian begitu kita tolak tidak jadi itu kan kemudian langsung muncul di barisannya 02 (Prabowo - Sandi)," kata Arsul.

Meski demikian, menurut Arsul, pemilihan moderator pun tak perlu harus melalui kesepakatan resmi kedua belah pihak, baik TKN maupjm Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandi. Arsul menekankan agar KPU selalu memerhatikan rekam jejak moderator.

"Sudahlah tidak usah pakai disepakat-sepakati, kita serahkan, kita uji saja pokoknya KPU benar-benar milih orang imparsial atau tidak. Itu. Makanya, kita ingatkan KPU itu, lihatlah rekam jejaknya," ujar politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.

Nama Najwa Shihab dan Tommy Tjokro disusulkan menjadi moderator debat berikutnya pada Februari mendatang. Arsul pun menyatakan, TKN tidak memiliki masalah siapapun yang akan ditunjuk menjadi moderator. Asalkan, imparsialitas moderator benar benar teruji.

KIta harus percaya harus husnudzon (berpikir positif) bahwa KPU itu sudah melakukan itu tadi penelusuran rekam jejak baik secara fisik maupun secara psikis pikiran bahwa yang bersangkutan itu independen," ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement