REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pebisnis hotel di Bali mengharapkan kunjungan wisatawan tahun 2019 tidak hanya menikmati keindahan alam Pulau Dewata, tapi juga menjadi tahun wisata Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). Wisata masih menjadi penopang pertumbuhan perekonomian di Bali.
"Kami tetap mengandalkan kunjungan wisatawan yang menikmati seni budaya Bali, namun tidak terlepas juga wisatawan yang menyelenggarakan kegiatan pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran (MICE) di tahun 2019," kata General Manager Royal Tulip Luxury Hotel Jimbaran Rizal H Sultoni di Jimbaran, Bali, Rabu (23/1).
Pihaknya optimistis kunjungan wisatawan ke Bali tahun ini akan meningkat. Hal ini seiring dengan semakin banyaknya pendukung fasilitas di sektor pariwisata, mulai dari restoran dan hotel, serta wahana alam.
"Kami optimistis kunjungan wisatawan domestik dan asing akan meningkat di tahun ini. Karena dari informasi biro perjalanan wisata yang sudah melakukan pemesanan hotel cukup banyak," ucap Rizal didampingi Resort Manager Royal Tulip Ni Made Yuliantini.
Ia mengatakan okupansi di hotel yang dikelola tersebut pada tahun 2018 sebanyak 65 persen. Namun, pihaknya tahun ini menargetkan peningkatan sebesar 10-15 persen, karena hotel berbintang lima masih menyatu dengan alam, temasuk juga akses ke sejumlah objek wisata sangat dekat, antara lain ke kawasan GWK, Uluwatu dan Nusa Dua.
Begitu juga akses transportasi dari Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai juga sangat dekat. Pihaknya juga menyediakan kendaraan wisatawan (shuttle bus) jika turis tersebut mau bepergian, seperti ke pantai atau pusat perbelanjaan terdekat.
"Untuk wisatawan yang kami sasar adalah wisatawan dari Asia, Eropa dan domestik," ucapnya.