Rabu 23 Jan 2019 12:54 WIB

Mahathir: Malaysia tidak Menerima Atlet Israel

Mahathir menyebut Israel sebagai penjajah yang menduduki tanah bangsa lain.

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengikuti pertemuan ASEAN Leaders Gathering yang diikuti para kepala negara/pemerintahan negara-negara ASEAN, sekjen ASEAN, direktur pelaksana IMF, presiden Grup Bank Dunia, sekjen PBB di Hotel Sofitel, Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10).
Foto: Antara/ICom/AM IMF-WBG/Afriadi Hikmal
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengikuti pertemuan ASEAN Leaders Gathering yang diikuti para kepala negara/pemerintahan negara-negara ASEAN, sekjen ASEAN, direktur pelaksana IMF, presiden Grup Bank Dunia, sekjen PBB di Hotel Sofitel, Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia, Tun Dr Mahathir Mohamad menegaskan Malaysia tidak dapat menerima atlet Israel. Pasalnya, mereka datang dari sebuah negara penjajah atau negara penjahat.

Mahathir mengemukakan hal itu kepada media Malaysia dan asing setelah menyampaikan pidato persidangan Lembaga Anti Korupsi Internasional (IAACA) di Vienna International Centre (VIC), Selasa (22/1) malam, sebagaimana dilansir MalayMail.

Menurut Mahathir, Malaysia melarang orang yang tidak diinginkan untuk masuk ke Malaysia, termasuk mereka yang dicurigai menjadi teroris.  "Kita tidak mau mengadakan apapun urusan dengan Israel termasuk rakyatnya. Jika mereka ingin bertanding dalam olah raga mereka boleh pergi ke negara lain," tegasnya.

Baca juga, Mahathir Ingin Kembalikan Kekayaan Malaysia dalam 2 Tahun.

Mahathir menegaskan, setiap negara mempunyai hak menerima atau menolak kedatangan orang asing lain. Hal itulah yang dipakai oleh Malaysia melarang atlet Israel.

Para atlet itu, kata Mahathir, datang dari sebuah negara yang membangun perumahan di tanah bangsa lain dan mengusir penduduk asli dari negaranya sendiri.

 "Mereka telah menyerang kapal kita yang membawa bantuan untuk rakyat Gaza. Terlalu banyak perkara lain dilakukan Israel yang bertentangan dengan undang-undang internasional dan moralitas," katanya.

Sementara itu mengenai korupsi, Mahathir mengatakan pemimpin mestilah dipilih dengan bijak. Bila ada tanda-tanda seseorang pemimpin itu korupsi meski disingkirkan.

Mahathir menyuarakan hal yang sama saat menghadiri Persidangan Antarabangsa Ketiga mengenai Kebangkitan Afrika (ICEA-III) di Dakar, Senegal Minggu lalu.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement