REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Citilink Indonesia menjadi maskapai berbiaya hemat selanjutnya yang akan menerapkan bagasi berbayar untuk penumpangnya. Sebelumnya, dipastikan perubahan prosedur operasional standar (POS) tersebut akan dilakukan pada akhir Januari 2019, namun tampaknya akan berubah.
Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo mengatakan ada beberapa hal yang akan dilakukan terlebih dahulu. Dengan begitu, pelaksanaanbagasi berbayar akan sedikit berubah dari rencana awal pada akhir Januari 2019.
"Stepnya kita mau campaign dulu. Jadi kemungkinan geser-geser dikit dari akhir Januari 2019," kata Juliandra saat ditemui di Garuda Indonesia Training Center (GITC), Rabu (23/1).
Dia memastikan Citilink Indonesia perlu melakukan sosialisasi terlebih dahulu sebelum pelaksanaan bagasi berbayar diterapkan. Juliandra memperkirakan penerapan bagasi berbayar baru akan dilakukan pada pekan-pekan pertama pada Februari 2019.
Sebelumnya, Citilink memastikan nantinya akan mengubah kebijakan bagasi tercatat. Meski belum menjelaskan secara detil berapa angka berat bagasi tercatat yang baru, Citilink dipastikan akan menerapkan aturan tersebut untuk penumpang dalam penerbangan domestik.
Pejabat sementara VP Sales and Distribution Citilink Amalia Yaksa mengatakan ketentuan baru tersebut merupakan penyesuaian dari Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 185 Tahun 2015. Aturan tersebut mengenai standar pelayanan penumpang kelas ekonomi.
Untuk rute internasional Citilink, kata Amalia, tidak akan ada perubahan ketentuan bagasi. "Khusus penumpang Citilink rute internasional seperti Jakarta-Penang, Banyuwangi-Kuala Lumpur, dan Denpasar-Dili tidak ada perubahan ketentuan bagasi," kata Amalia, Kamis (10/1).
Tak hanya itu, bagi penumpang Citilink yang menjadi anggota Supergreen atau Garudamiles tidak akan menerima perubahan aturan tersebut. Amalia memastikan member Supergreen dan Garudamiles tetap akan mendapatkan kapasitas bagasi gratis 10 kilogram.
Selain itu, Amalia juga menginginkan ketentuan tersebut dapat terus memberikan kontribusi dalam dinamika iklim industri penerbangan nasional. "Tentunya kontribusi yang positif dengan persaingan yang sehat," tutur Amalia.