REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Trevor Donald Matheson mengakhiri masa tugasnya. Kecintaannya pada sejumlah makanan Indonesia akan dibawanya ke kembali ke negara asalnya dan Samoa, negara berikutnya tempat dia bertugas sebagai diplomat. Salah satu makanan yang dibawanya pulang adalah rendang.
"Saya akan merindukan makanan Indonesia, dan saya sudah membungkus banyak makanan Indonesia untuk saya bawa. Ada banyak, seperti rendang, makanan Padang, makanan pedas. Mudah-mudahan lolos di keimigrasian dan bisa sampai di Samoa," kata Dubes Trevor usai berpamitan kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Rabu (23/1).
Selain makanan khas Indonesia, Trevor mengatakan dia akan merindukan keramahan dan senyum orang Indonesia yang sangat berkesan selama empat tahun dia bertugas. Dengan ratusan budaya, bahasa daerah, serta banyak destinasi wisata, Trevor akan mengenalkan Indonesia kepada warga Selandia Baru untuk berkunjung ke Indonesia. Menurutnya, banyak pulau dan tempat wisata selain Bali yang harus dikunjungi oleh warga Selandia Baru.
"Bali memang indah dan menarik, tapi kita tahu bahwa Indonesia tidak hanya ada Bali, Anda memiliki 17 ribu pulau yang dapat dikunjungi. Saya harap warga Selandia Baru datang, berkunjung ke Indonesia, dan tidak hanya ke Bali," tuturnya.
Trevor akan melanjutkan tugasnya sebagai Duta Besar Selandia Baru di Samoa pada Februari mendatang. "Saya akan menjalani tugas diplomatik baru dengan menjadi Duta Besar di Samoa. Ibu saya orang Pasifik, jadi Pemerintah Selandia Baru menugaskan saya untuk kembali ke Pasifik," ujar Trevor.
Trevor bertugas sebagai Duta Besar di Indonesia sejak januari 2015 dan akan meninggalkan Jakarta pada pertengahan Februari mendatang. Sebagai seorang diplomat karier, Trevor telah berpengalaman sebagai dubes di Italia, Kerajaan Arab Saudi, dubes non-residen untuk negara-negara Dewan Kerjasama Teluk Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar dan Uni Emirat Arab.
Trevor adalah lulusan ilmu sosial dari Universitas Waikato, Selandia Baru. Ia memiliki gelar PhD di bidang geografi manusia dari Australian National University di Canberra.