REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Bupati Trenggalek Emil Dardak membantah kabar adanya tekanan politik yang terjadi hingga munculnya polemik dan dinamika dengan Wakil Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin (Mas Ipin). Mas Ipin sempat dikabarkan "menghilang" lebih dari sepekan.
"Tidak ada tekanan politik apapun, masak karena itu sampai meninggalkan tugas. Itu sama dengan meng-'underestimate' Mas Ipin, jadi tidak mungkin," ujarnya ketika dikonfirmasi wartawan dari Surabaya, Rabu (23/1).
Selain itu, ia juga tidak membenarkan polemik terjadi karena urusan penunjukan wakil bupati serta jabatan sekretaris daerah Trenggalek.
Sekadar informasi, Emil Dardak pada kontestasi Pilkada Jatim 2018 terpilih sebagai Wakil Gubernur Jatim mendampingi Khofifah Indar Parawansa sehingga posisi bupati akan diisi wakilnya, yakni Mas Ipin. Dengan demikian, posisi orang nomor dua di Pemkab Trenggalek akan diperebutkan oleh seseorang yang ditunjuk koalisi partai pengusung Emil-Mas Ipin di Pilkada setempat 2015.
Sementara itu, Emil Dardak juga mengatakan telah berkomunikasi dengan Mas Ipin yang ternyata sedang berada di luar negeri menghadiri acara. Mas Ipin yang juga Sekretaris PW GP Ansor Jatim ke London, Inggris, menghadiri acara bertajuk "Public Lecture: How Big Data Affect the Future of Democracy: Case of Indonesia".
Emil Dardak sebelumnya mengaku tidak mengetahui wakilnya menghadiri acara di Eropa, dan baru menerima informasi usai membaca akun instagram Mas Ipin. Di sisi lain, Mas Ipin telah kembali beraktivitas sejak Selasa (22/1) pagi dengan menghadiri istighatsah NU bersama calon wakil presiden KH Ma'ruf Amin di Stadion Menak Sopal Trenggalek.