Rabu 23 Jan 2019 15:14 WIB

Ngruki: Mending tak Keluarkan Kabar Gembira yang Dianulir

Direktur Ngruki mengaku kesulitan kalau timbul rasa antipati dari para santri.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Ratna Puspita
Suasana aktifitas di komplek Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (21/1/2019).
Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Suasana aktifitas di komplek Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (21/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki merespons keputusan pemerintah menunda pembebasan Ustaz Abu Bakar Ba’asyir yang sedianya dilakukan pada Rabu (23/1) hari ini. Penundaan karena pemerintah masih harus melakukan kajian. 

“Ternyata itu sebuah PHP [pemberi harapan palsu] saja, mending tidak mengeluarkan statement yang menggembirkan kemudian menganulir kembali. [Pernyataan] itu dikeluarkan oleh orang yang punya otoritas di negeri ini. Terus kepada siapa kami menggantungkan harapan itu," kata Direktur Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki Ibnu Chanifah, Rabu. 

Baca Juga

Ia menyatakan, beberapa waktu lalu pengurus pondok mengumpulkan para santri dan menyampaikan kabar tentang kedatangan Ustaz Abu Bakar Baasyir. Dia menjelaskan mengenai sosok Abu Bakar Baasyir kepada para santri, termasuk sifat-sifat seperti kesederhanaan, keluguan, kepolosan, dan kelugasan. 

Menurut Ibnu, Abu Bakar Baasyir merupakan sosok yang menginspirasi murid-muridnya untuk sungguh-sungguh di dalam bekerja. Saat itu, para santri sudah bergembira dengan kabar tersebut. Namun, Ibnu tetap menyampaikan kemungkinan lain bisa terjadi. 

Ia pun mengaku kesulitan kalau kemudian timbul rasa antipati dari para santri kepada pemerintah. Ribuan santri Ponpes Ngruki tersebar dari berbagai daerah. Dia khawatir, tidak terjadinya hal yang dijanjikan itu akan membawa rasa tidak nyaman bagi para santri yang bisa jadi berkembang di kemudian hari. 

"Kami menyadarkan kepada anak didik bahwa ini sebuah takdir. Bagi Ustaz Abu, selesai dunia ini. Mau dibebaskan mau ditahan bagi beliau tidak masalah," tegasnya. 

Namun, ia khawatir, persoalan tentang pemberian harapan palsu dan ketidaknyamanan para santri sekarang ini akan terbawa sampai lulus dari pesantren. Apalagi, pimpinan pesantren juga telah menyiapkan berbagai hal untuk acara pemyambutan karena Abu Bakar Baasyir tidak bisa dilepaskan dari pondok Ngruki. 

Ustaz Baasyir merupakan salah satu pendiri yang mengikuti dari awal pondok tersebut berdiri sampai saat ini. "Sehingga, kami sangat kecewa dengan keputusan ini. Karena sudah telanjur gembira tapi kemudian diputus itu. Semoga anak-anak bisa menata diri kemudian kita bisa membenahi. Selanjutnya para pemegang otritas agar saat memberikan statement dipikir dulu," ujarnya.

Sebelumnya, berdasarkan informasi terakhir yang diterima keluarga dan Pondok Ngruki, pembebasan Abu Bakar Baasyir akan dilakukan pada Rabu (23/1). Namun, pemerintah masih melakukan kajian. Pondok Ngruki telah menyiapkan acara penyambutan Ustaz Baasyir yang rencananya dipusatkan di masjid pesantren. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement