Kamis 24 Jan 2019 05:44 WIB

Baznas Luncurkan Microfinance Desa di Lombok

Ini merupakan upaya Baznas terus mendukung kebangkitan ekonomi masyarakat Lombok.

Rep: Novita Intan/ Red: Andi Nur Aminah
Penghimpunan Zakat Baznas (ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan
Penghimpunan Zakat Baznas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) melalui Baznas Microfinance meluncurkan program Baznas Microfinance Desa (BMD). Peluncuran BMD ini merupakan bagian dari upaya Baznas untuk terus mendukung kebangkitan ekonomi masyarakat Lombok.

“Sejak diguncang gempa 7,0 skala richter beberapa bulan lalu, Baznas terus mendorong dan mendukung kebangkitan ekonomi masyarakat Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB),” ujar anggota Baznas, Emmy Hamidiyah dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (23/1).

Ia menjelaskan, berbagai program telah dilaksanakan, mulai dari pembangunan Hunian Sementara (Huntara), sekolah, tempat ibadah, pelayanan kesehatan, pasar darurat dan beberapa program lain. “Hingga sekarang ini, Baznas terus melanjutkan penguatan ekonomi masyarakat, baik melalui penguatan permodalan dan fasilitasi akses-akses ekonomi lainnya,” ucap Emmy.

Sementara Kepala Baznas Microfinance, Noor Aziz menyebutkan, pada dasarnya BMD Gunung Sari yang diluncurkan Baznas kali ini merupakan kelanjutan dari paket program pengembangan Pasar Darurat Gunung Sari yang telah memfasilitasi lebih dari 500 pedagang. BMD Gunung Sari sendiri telah beroperasi sejak November 2018.

Sudah lebih dari 200 pelaku usaha mikro yang telah dibiayai melalui BMD. BMD juga telah mengoperasikan program Santripreneur melalui kerja sama dengan Pesantren Nurul Hakim Kediri, Lombok Barat.

Pada Desember 2018, Baznas melalui BMD juga telah bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, memfasilitasi sekitar 30 pedagang mikro untuk ambil bagian dalam event Festival Jazz Senggigi. Noor memaparkan, BMD merupakan lembaga keuangan mikro nirlaba yang akan membantu membangkitkan pelaku usaha mikro dengan memberi dukungan permodalan. Skema yang digunakan adalah percampuran antara dana infaq dan zakat.

Dalam hal ini, dana infak merupakan dana yang digunakan untuk membiayai modal kerja dan bergulir, yaitu pembiayaan yang harus dikembalikan oleh mitra kepada BMD sesuai jumlah dana yang diterima. Adapun dana zakat digunakan untuk membiayai modal investasi, yaitu pembiayaan modal untuk memperkuat sarana usaha (produksi dan distribusi) maupun aset yang merupakan hak mereka sebagai penerima zakat.

Karena itulah, lanjut Noor, BMD merupakan keuangan mikro non profit. Selain permodalan, BMD juga memfasilitasi peningkatan kapasitas melalui pelatihan-pelatihan juga layanan pengembangan usaha. Dengan cara itulah, kehadiran BMD Gunung Sari ini diharapkan dapat meminimalisasi rente yang banyak menggerus dan bahkan menyumbat perkembangan usaha mikro.

BMD Gunung Sari diharapkan menjadi alternatif keuangan mikro untuk mempercepat geliat para pelaku usaha mikro di wilayah Lombok Barat dan sekitarnya, sehingga mereka dapat tumbuh, berkembang serta memberkahi. Bersamaan dengan peluncuran BMD, Baznas juga menggelar layanan kesehatan dan sunatan massal yang dilakukan di dua lokasi, yaitu di Desa Gumantar dan Gunung Sari.

Peluncuran BMD Gunung Sari juga sebagai salah satu bagian dari rangkaian milad ke-18 Baznas. Karena itulah, suatu kebanggaan sendiri dalam suasana milad ke-18 ini, Baznas dapat menghadirkan banyak kemanfaatan bagi masyarakat, termasuk masyarakat di Lombok. “Semoga Baznas terus tumbuh dan bermanfaat,” ujar Noor. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement