REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sebanyak 40 kepala keluarga (KK) di Kadusunan Bojong, Desa Cicadas, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi terpaksa mengungsi. Mereka khawatir terkait potensi bencana pergerakan tanah di sekitar rumahnya.
Informasi yang diperoleh dari aparat Desa Cicadas, Kecamatan Cisolok menyebutkan, warga mengungsi mulai Senin (21/1). Di mana pada saat wilayah tersebut diguyur hujan deras terjadi pergerakan tanah yang mengancam permukiman warga. Sebagian lantai atau dinding rumah warga mengalami retak-retak.
"Hampir semua warga di Kadusunan Bojong yang mengungsi," ujar Kepala Desa Cicadas Nuharja kepada wartawan Rabu (23/1). Tercatat ada 40 kepala keluarga (KK) atau sekitar 120 jiwa yang mengungsi ke tempat saudara atau tetangga terdekat.
Menurut Nuharja di kadusunan tersebut ada dua rukun tetangga (RT) yang penduduknya mencapai sebanyak 84 KK atau setara 300 jiwa. Sehingga sebagian warga kadusunan tersebut memilih untuk mengungsi.
Nuharja menuturkan, mereka mengungsi karena melihat gejala pergerakan tanah yang melanda bangunan rumah. Warga khawatir pergerakan tanah tersebut meluas. Terlebih saat ini intensitas hujan di Sukabumi masih cukup tinggi.
Lokasi kadusunan tersebut, Nuharja mengatakan, berdekatan atau berbatasan langsung dengan tempat longsor yang menyebabkan 32 orang meninggal dan satu orang hilang di Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok, beberapa waktu lalu. Sehingga warga memilih melakukan upaya antisipasi mencegah timbulnya korban jiwa akibat longsor.
Langkah mengungsi ini kata Nuharja sudah dikoordinasikan dengan aparat kecamatan dan instansi terkait lainnya. Bahkan sudah dilakukan pengecekan oleh aparat pemerintahan.