Kamis 24 Jan 2019 05:54 WIB

Garuda Indonesia tak Lagi Andalkan Penjualan Tiket

Selama ini penjualan tiket penerbangan masih menjadi main revenue untuk Garuda

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama Garuda Indonesia sekaligus Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) Ari Askhara mengungkapkan tanggapannya mengenai dugaan kartel tiket pesawat yang saat ini tengah diteliti Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) di Garuda Indonesia Training Center (GITC), Rabu (23/1).
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Direktur Utama Garuda Indonesia sekaligus Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) Ari Askhara mengungkapkan tanggapannya mengenai dugaan kartel tiket pesawat yang saat ini tengah diteliti Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) di Garuda Indonesia Training Center (GITC), Rabu (23/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Tbk Ari Askhara mengatakan akan terus memacu akselerasi atau percepatan bisnis. Terlebih saat ini, Ari mengakui maskapai berbiaya hemat sudah memulai dengan menerapkan aturan bagasi berbayar.

Khusus Garuda Indonesia, lanjut dia, akan mengembangkan bisnis iklan dan layanan internet gratis atau WiFi saat penerbangan. "Di dalamnya (layanan WiFi) juga ada slot-slot iklan yang bisa dijual," kata Ari saat ditemui di Garuda Indonesia Training Center (GITC), Rabu (23/1).

Menurut Ari, cara tersebut digunakan Garuda Indonesia untuk menyiasati penurunan pendapatan dari harga tiket. Ari mengakui, penjualan tiket penerbangan masih menjadi main revenue untuk maskapai hingga saat ini, yakni di atas 80 persen.

"Kalau akselerasi bisnis keseluruhan untuk maskapai mungkin 10 sampai 30 persen tergantung masing-masing. Khusus Garuda tahun kemarin, akselerasinya cukup meningkat kontribusinya 15 persen," jelas Ari.

Selain itu, sebagai Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia atau Indonesia National Air Carrier Association (INACA), Ari hmenginginkanharga avtur lebih kompetitif. Meskipun sebanarnya mahalnya harga avtur relatif, Ari menginginkan adanya harag yang kompetitif jika dibandingkan dengan maskapai internasional.

"Jadi kami tetap dari INACA berharap ada penyesuaian (harga avtur). Kalau penurunannya mungkin bisa dibicarakan dari regulator," ujar Ari.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement