Kamis 24 Jan 2019 00:17 WIB

Atasi Ketimpangan, Indonesia Bisa Jadi Contoh Negara Lain

Pemerintah menempuh banyak kebijakan dari hulu ke hilir untuk menekan ketimpangan.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Gita Amanda
Bos Amazon, Jeff Bezos adalah orang terkaya di dunia saat ini menurut Majalah Forbes.
Foto: Reuters/Mike Segar
Bos Amazon, Jeff Bezos adalah orang terkaya di dunia saat ini menurut Majalah Forbes.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istana merespons laporan terbaru Oxfam yang menjabarkan bahwa ruang kesenjangan ekonomi masyarakat dunia makin melebar. Indonesia disebut bisa menjadi model bagi negara lain dalam hal pengurangan kesenjangan ekonomi.

Dalam rilis Oxfam disebutkan bahwa kekayaan pendiri Amazon, Jeff Bezos, yakni 112 miliar dolar AS (atau setara Rp 1,56 kuadriliun) dalam daftar Forbes 2018. Hanya 1 persen dari total kekayaan Bezos setara dengan hampir seluruh anggaran kesehatan Ethiopia, sebuah negara berpenduduk 105 juta orang.

"Dalam empat tahun terakhir ketimpangan di Indonesia terus turun, setelah pada kurun waktu 2005-2014 ketimpangan makin menganga. Puncaknya, pada 2014 ketimpangan mencapai 0,41 (rasio gini). Sekarang rasio gini sudah turun menjadi 0,38," jelas Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomo Ahmad Erani Yustika, Rabu (23/1).

Pemerintah, ujar Erani, telah menempuh banyak kebijakan dari hulu ke hilir untuk bisa menekan angka ketimpangan. Kebijakan di sektor hulu antara lain reforma agraria dan pehutanan sosial, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), bank mikro petani/nelayan, dana desa, Kartu Indonesia Pintar, hingga Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Sedangkan di hilir, lanjut Erani, pemerintah telah menerapkan pengurangan pajak UMKM, kenaikan PTKP (pendapatan tidak kena pajak), Program Keluarga Harapan (PKH), hingga penyaluran beras sejahtera (rastra). "Keberhasilan Indonesia menurunkan ketimpangan layak dijadikan teladan bagi negara lain. Kenaikan pertumbuhan ekonomi yang disertai pengurangan ketimpangan merupakan hal yang bisa dicapai," kata dia.

Dalam laporan Oxfam disebutkan bahwa pada tahun ke-10 sejak krisis keuangan global, jumlah miliarder di seluruh dunia hampir dua kali lipat. Kekayaan miliarder dunia meningkat 900 miliar dolar AS (atau setara Rp 9 kuadriliun) pada tahun lalu saja, atau 2,5 miliar dolar AS (atau setara Rp 25 triliun) sehari.

Singkatnya, miliarder baru muncul setiap dua hari antara tahun 2017 dan 2018. Menurut Forbes, ada 2.208 miliarder pada Maret 2018 dan sembilan dari 10 miliarder adalah pria. Media itu juga menobatkan orang terkaya di India, Mukesh Ambani, yang menempati urutan ke-19 dalam daftar miliarder Forbes 2018.

Tempat tinggalnya di Mumbai, sebuah bangunan menjulang setinggi 570 kaki, bernilai 1 miliar dolar AS (atau setara Rp 10 triliun) dan merupakan rumah pribadi paling mahal di dunia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement