Kamis 24 Jan 2019 09:15 WIB

Mentan Yakin Indonesia Jadi Negara Inflasi Pangan Rendah

Peringkat inflasi Indonesia membaik dari ke-3 tertinggi di dunia menjadi ke-15

Red: EH Ismail
Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat melakukan kunjungan ke pasar untuk memantau harga pangan.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat melakukan kunjungan ke pasar untuk memantau harga pangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia telah menjadi negara yang mencapai penurunan angka inflasi bahan makanan tertinggi di dunia, melampaui negara maju seperti Jerman, Kanada, Belanda serta Jepang. Termasuk juga beberapa negara tetangga. Menteri Pertanian (Mentan) RI Andi Amran Sulaiman optimistis, Indonesia bisa mengalahkan negara lain, termasuk Amerika Serikat.

"(Indonesia) melompati 12 negara. Yang menarik adalah Netherland (Belanda) kita lompati, Jerman, Kanada, Jepang, Emirat Arab, Filipina, Malaysia, semua yang jagoan," kata Amran mengutip laporan Food and Agriculture (Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) tahun 2019.

Berdasarkan laporan FAO, inflasi pangan Indonesia yang pada 2013 sebesar 11,71 persen, turun drastis menjadi 1,26 persen pada 2017. Dibandingkan negara-negara lain peringkat inflasi Indonesia membaik dari nomor tiga tertinggi di dunia menjadi nomor 15. Lebih baik dari Inggris, Malaysia, Jerman, Belanda, Jepang dan Amerika Serikat.

Amran meyakini dengan berbagai program unggulan dan upaya yang dilakukan, Indonesia bisa menempati peringkat nomor 1 penurunan tinggi inflasi mengalahkan Thailand.

"Nah ini (saya harap) nanti mengalahkan Amerika, Thailand dan kita akan geser semua. Amerika kita bisa kalahkan, ini kan 12 negara itu langsung kita patahkan. Kalau kita lompat kita usahakan nomor 1 dunia," ujar Amran.

Amran menuturkan upaya yang harus ditempuh yaitu terus meningkatkan produksi komoditas hasil tani strategis. Dengan begitu, Indonesia akan semakin mandiri dalam hal pemenuhan bahan pangan. Dan bila produksi lebih dari cukup, pemerintah dapat lebih mudah mengendalikan stabilitas harga bahan pangan.

"Karena kenapa? Ini akan kesulitan sekarang, melempar bawang dulu ke Indonesia tidak bisa, pasti produksinya anjlok petaninya kan, nah nanti dia kekurangan (stok bawang) harga dia naik, karena lemparannya Thailand ke Indonesia, makanya aku yakin kita kalahkan nanti," tutur Amran.

Rendahnya angka inflasi pangan, menurut Amran akan berkontribusi pada rendahnya angka inflasi umum, dan pertumbuhan perekonomian Indonesia.

"Ini (pangan) posisi nomor satu menyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia dan inflasi," kata Amran.

Rapor Bagus dari BPS

Selama empat tahun terakhir, khususnya pada rentang waktu 2014 hingga 2017, sektor pertanian Indonesia memang mengalami penurunan inflasi cukup signifikan.

Seperti yang kerap disampaikan Mentan Amran dalam berbagai kesempatan, capaian penurunan inflasi mencapai angka 1,26 persen pada 2017. Menurutnya, angka tersebut merupakan capaian 'pertama' dalam sejarah kementerian yang dipimpinnya.

"Ini menarik, prestasi mungkin pertama dalam sejarah republik ini, inflasi bahan makanan, kami (sejak) serah terima jabatan (angka inflasi dari) 10 persen (turun) menjadi 1 persen," ujar Amran.

Selain laporan FAO, penurunan itu juga teramati dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2014 angka inflasi mencapai 10,57 persen. Kemudian mengalami penurunan sebanyak 88 persen hingga menyentuh angka 1,26 persen pada 2017. Bagi Amran ini capaian ini semacam “rapor bagus” dari BPS.

"Inilah rohnya pertanian, inilah rapornya pertanian, selesai," jelas Amran

Sambil terus berpacu untuk mempertahankan dan memperbaiki angka inflasi pangan, Kementan melakukan penyempurnaan dalam program kerjanya di bidang Regulasi serta Penataan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Manajemen.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement