REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perang kata-kata antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Ketua House of Representative, Nancy Pelosi memanas pada Rabu (23/1) waktu setempat.
Pelosi memblokade rencana Trump untuk menggelar pidato tahunan di Kongres di tengah situasi shutdown pemerintahan yang sudah memasuki hari ke-33.
Sedianya, pidato tahunan akan digelar Selasa depan di depan anggota parlemen di House of Representative. Presiden AS Donald Trump pun telah mengirimkan surat ke Pelosi. "Akan sangat disayangkan bagi negara ini jika pidato kenegaraan tak disampaikan tepat waktu, tak sesuai jadwal dan yang sangat penting soal lokasi!
Namun Pelosi yang telah menyerukan agar pidato dijadwal ulang memilih bergeming. Ia tetap tak mengizinkan Trump pidato di House.
"Sekali lagi saya sampaika, saya akan menerima Anda di House berdasarkan waktu yang telah disetujui bersama ketika pemerintahan telah dibuka," jawabnya.
Trump membalas pernyataan Pelosi dan mengatakan, politikus Partai Demokrat itu tak mau dengar kebenara soal pagar perbatasan. Ia pun akan mencari alternatif lain untuk penyampaian pidato. "Kami akan sampaikan apa yang akan kami lakukan," ujar Trump.
Baca juga, Trump Ancam Setop Bantuan AS ke Tiga Negara Ini.
Shutdown pemerintahan AS telah berlangsung lebih dari sebulan. Ini merupakan shutdwon terlama sepanjang sejarah pemerintahan As.
Para pekerja pemerintahan yang terpaksa cuti membususung amarah di depan gedung Capitol Hill. Shutdown AS membuat protes keras ratusan pekerja pemerintah yang belum dibayar.
Mereka mengeluh penderitaan mereka di depan gedung Capitol Hill secara damai selama beberapa jam. Beberapa orang memegang poster atau piring kertas dengan pesan: "Akan bekerja dengan bayaran" dan "Lakukan pekerjaan Anda sehingga orang Amerika dapat melakukannya."
Shutdown AS menyebabkan sekitar 800 ribu pegawai federal bekerja tanpa digajip selama sebulan lebih. Shutdown dipicu oleh rencana pembangunan tembok perbatasan di Meksiko senilah 5,7 miliar dolar AS. Partai Demokrat yang menguasai House menolak rencana tersebut/
Trump mengatakan, dia tidak akan membuka kembali pemerintahan sebelum dana temboknya masuk. Trump juga menyalahkan Pelosi dan senator Demokrat lainnya. "Ini benar-benar memalukan, apa yang terjadi dengan Demokrat. Mereka menjadi teradikalisasi," ujar Trump.