REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Hotel Shangri La, Jakarta Pusat pada Rabu (23/1) kemarin. Hari kedua Rakernas, Kemenag menggelar acara talk show bertema "Moderasi beragama untuk kebersamaan umat".
Diskusi tersebut menghadirkan guru besar dan cendikiawan muslim dari Universitas Islam Negeri Jakarta, Prof. Azyumardi Azra dan putri bungsu Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Inayah Wulandari Wahid.
Prof. Azyumardi menyampaikan pandangannya tentang "Tantangan dan masa depan moderasi beragama dalam peta geo sosial politik". Azyumardi mengungkapkan, dalam kurun waktu empat tahun terakhir, kekerasan di Indonesia sangat menurun.
Dia mengatakan, walaupun kasus intoleransi masih ada tapi skalanya sangat kecil, tidak seperti 10 tahun lalu. Menurut dia, capaian tersebut tidak lepas dari peran orsmas Islam yang selama telah berhasil menjaga moderasi beragama.
"Kita beruntung Indonesia itu memiliki Islamic legacy yang menjaga agar tercapai moderasi itu. Kita harus berterima kasih pada ormas yang menjaga moderasi Islam," ujar Azyumardi saat menjadi narasumber pada Rakernas Kemenag di Hotel Shangri La, Jakarta Pusat pada Kamis (24/1).
Menurut dia, bangsa Indonesia juga harus bersyukur disebut sebagai negara terbesar penduduk Muslim di dunia. "Sebagai the largest moeslem country, Indonesia sangat beruntung karena salah satu dari sedikit negara dengan masyarakat muslimnya begitu besar dan paling aman," ucap Azyumardi.
Bahkan, kata dia, hal itu tidak hanya harus disyukuri umat Muslim, tapi juga umat agama lainnya. Dengan demikian, kehidupan sosial dapat berjalan dengan tenang. "Indonesia bak gambaran surga. Rasa syukur ini harus kita jaga dengan cara menjaga Indonesia. Salah satunya dengan menjaga moderasi beragama," katanya.