Kamis 24 Jan 2019 14:56 WIB

AS Bebaskan Jurnalis Televisi Iran

Marzieh Hashemi ditahan 10 hari untuk menjadi saksi kasus yang tak diungkap.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
press TV
press TV

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) telah membebaskan jurnalis televisi Pemerintah Iran Press TV, Marzieh Hashemi. Dia ditahan selama 10 hari untuk menjadi saksi dalam penyelidikan kasus yang tak diungkapkan otoritas AS.

"Marzieh Hashemi telah dibebaskan dari penahanannya tanpa dakwaan dan bersama keluarganya di Washington D.C," kata Press TV mengutip pernyataan yang dirilis keluarga Hashemi segera setelah pembebasannya pada Rabu (23/1).

Kendati demikian, keluarga masih mengajukan komplain kepada otoritas AS. "Mereka masih memiliki keluhan serius dan mereka ingin jaminan bahwa kejadian ini tidak akan pernah terjadi pada setiap Muslim atau orang lain, selamanya," kata Press TV dalam laporannya.

Menurut Press TV, Hashemi akan tinggal di Washington untuk melayangkan protes atas penahannya pada Jumat (25/1). Hashemi, jurnalis berusia 59 tahun ditangkap Biro Investigasi Federal (FBI) di Bandara Internasional St.Louis Lambert pekan lalu. Dia kemudian dipindahkan ke pusat penahanan di Washington D.C.

FBI tak mengungkap alasan di balik penangkapan Hashemi. Namun, undang-undang federal AS memungkinkan penangkapan dan penahanan seorang saksi jika keterangan mereka dibutuhkan untuk membuktikan sebuah tindak pidana.

Penangkapan Hashemi tanpa disertai penjelasan memicu kemarahan Pemerintah Iran. Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif menilai tindakan AS, selain melanggar kebebasan berpendapat, juga bermotif politik.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qashemi juga mengecam penangkapan Hashemi. “Kami mengutuk penangkapan ilegal Marzieh Hashemi, reporter dan presenter Press TV, dan perlakuan tidak manusiawi di penjara Washington,” ujarnya.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement