Kamis 24 Jan 2019 16:32 WIB

1.500 Tentara akan Bantu Percepat Pembangunan Rumah di NTB

Salah satu kendala pembangunan rumah adalah minimnya jumlah pekerja.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah Kuat Aman Cepat (KUMAC) di Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Ahad (21/10/2018).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah Kuat Aman Cepat (KUMAC) di Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Ahad (21/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkap keinginan untuk melibatkan 1000-1500 prajurit TNI untuk membantu rekontruksi gempa NTB. Basuki mengungkap, itu bagian dari keinginan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk percepatan pembangunan rumah bagi korban terdampak gempa NTB. Sebab, Basuki menilai salah satu kendala pembangunan rumah adalah minimnya jumlah pekerja.

"Itu satu, BNPB ingin menggerakkan. Karena masalahnya satu tukang, Pak BNPB ingin deploy 1000-1500 tentara di sana. Untuk membantu tukang itu di sana. Itu disampaikan di sidang DPR," kata Basuki usai lapor ke Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (24/1).

Menurutnya, saat ini memang sedang dilakukan percepatan pembangunan rumah di NTB.  Basuki mengatakan, percepatan pembangunan rumah untuk mengejar target 300 unit rumah yang dibangun per hari.

"Sekarang ini satu hari bisa 100 rumah lebih. Target kita 300 per hari. Sebelumnya 30an-36, sekarang sudah 100 lebih tapi masih kurang kurang cepat," ujar Basuki.

Dalam kunjungan ke Kantor Wapres itu, Basuki juga melaporkan perkembangan proses rekonstruksi bencana Sulawesi Tengah. Dua hal yang dilaporkan terkait titik relokasi yang belum ditentukan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, padahal titik koordinat penting untuk proses rekonstruksi bencana gempa dan tsunami di Sulteng.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement