Kamis 24 Jan 2019 23:49 WIB

Cegah Demam Berdarah, Wali Kota Sukabumi Giatkan Gerakan PSN

Sudah ada 50 kasus DBD dengan satu orang warga meninggal dunia

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi meninjau gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di Kelurahan Sindangsari Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi Kamis (24/1). Langkah tersebut untuk menekan kasus DBD yang naik di awal tahun.
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi meninjau gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di Kelurahan Sindangsari Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi Kamis (24/1). Langkah tersebut untuk menekan kasus DBD yang naik di awal tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, 

SUKABUMI--Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengeluarkan surat edaran untuk gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Kebijakan ini diambil menyusul bertambahnya kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di teengah masyarakat.

"Kami mengajak masyarakat untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk," ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi kepada wartawan di Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi Kamis (24/1). Hal ini disampaikan disela-sela mengikuti gerakan PSN di daerah yang terdapat kasus penyakit DBD di Sindangsari, Kecamatan Lembursitu.

Penyebaran DBD ujar Fahmi berawal dari jentik nyamuk yang ada di genangan air bersih. Pemkot berupaya memastikan agar air yang tergenang tersebut bisa dicegah dengan gerakan PSN.

Oleh karena itu kata Fahmi pemkot mengeluarkan surat edaran gerakan PSN agar digiatkan di tengah masyarakat. Caranya dengan menggalakan kegiatan 3M Plus berupa menguras tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air, menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, dan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk atau menguburnya.

Targetnya ungkap Fahmi, gerakan ini dapat menekan kasus DBD yang di awal tahun mulai naik. "Dari awal Januari 2019 hingga sekarang tercatat 50 kasus DBD dan satu diantaranya meninggal dunia," imbuh dia.

Fahmi menerangkan, pemkot belum menetapkan kejadian luar biasa (KLB). Sebabnya kasus DBD di Kota Sukabumi belum mengalami kenaikan sebanyak dua kali lipat dibandingkan bulan sebelumnya. Di mana saat ini pemkot baru mengeluarkan surat edaran gerakan PSN.

Penyebaran kasus DBD lanjut Fahmi menyebar di sejumlah kecamatan di Kota Sukabumi. Salah satunya yang menjadi perhatian di Kecamatan Lembursitu karena ada temuan kasus DBD yang masih dalam penanganan di rumah sakit dan satu orang meninggal dunia. 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi Ritaneny menambahkan, kasus DBD di awal 2019 ini memang mengalami kenaikan dibandingkan dengan sebelumnya.’’ Namun belum masuk dalam KLB karena meningkatnya belum mencapai dua kali lipat,’’ cetus dia.

Dari data yang dihimpun ungkap Ritaneny, kasus DBD ini menyebar di sejumlah wilayah yang padat dengan permukiman. Di antaranya Kelurahan Sindangsari Kecamatan Lembursitu, Kelurahan Subangjaya Kecamaan Cikole, Kelurahan Nanggeleng Kecamatan Citamiang dan Kecamatan Cibeuruem.

Ritaneny menuturkan, adanya satu orang warga yang meninggal dunia karena sudah masuk fase Dengue Shock Syndrome (DSS). Sehingga ke depan warga diminta agar berhati-hati ketika menderita gejala DBD dengan segera memeriksakannya ke dokte atau fasilitas kesehatan.

Di sisi lain sambung Ritanenty, dinkes juga menggalakan gerakan satu rumah satu rumah satu jumantik (G1RIJ).  Di mana masyarakat ikut memantau jentik nyamuk di sekitar rumahnya dan memastikan dapat memberantas tempat perindukan nyamuk di lingkungan rumah.

Dinkes juga kata Ritaneny menyiapkan Abate untuk dimanfaatkan warga dalam mencegah berkembangbiaknya nyamuk DBD. Serbuk Abate ini diberikan secara gratis dan tersedia di setiap puskesmas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement