Jumat 25 Jan 2019 05:00 WIB

Menhan: Langkah AS Bisa Picu Perang Saudara di Venezuela

Padrino menuduh AS dan sekutu berupaya untuk mengudeta Maduro.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Teguh Firmansyah
Ikustrasi krisis Venezuela.
Foto: Reuters
Ikustrasi krisis Venezuela.

REPUBLIKA.CO.ID, VENEZUELA -- Menteri Pertahanan Venezuela, Vladimir Pradino, memperingatkan, situasi negara yang sedang terbagi dua saat ini berpotensi menciptakan perang saudara.

Ia juga menyebutkan, kondisi saat ini merupakan rencana jahat yang didukung Amerika Serikat untuk menggeser Nicolas Maduro dari posisi tertinggi negara.

Dalam pidatonya pada Kamis (24/1), Padrino menuduh oposisi Venezuela, Amerika Serikat dan sekutu regional seperti Brazil tengah berupaya meluncurkan upaya kudeta terhadap Maduro. Dampaknya, upaya ini menimbulkan risiko kekacauan dan anarki ke Venezuela sendiri.

"Kami di sini untuk menghindari konflik antar (masyarakat) Venezuela dengan cara apapun. Bukan perang saudara yang akan menyelesaikan masalah Venezuela," ujar Padrino sembari menekankan dukungan tak tergoyahkannya kepada Maduro, seperti dilansir dari the Guardian.

Baca juga, Rusia Peringatkan AS tak Campuri Urusan Venezuela.

Menurut Padriano, anggota angkatan bersenjata sangat memahami konsekuensi perang hanya dari sejarah kemanusiaan. Selama seabad terakhir, jutaan manusia kehilangan nyawa mereka akibat perang.

Lebih lanjut, Padriano juga menggambarkan, keputusan Juan Gaido untuk mendeklarasikan dirinya sebagai presiden Venezuela sebagai fakta memalukan sekaligus menggelikan.

Tapi, lebih dari itu, keputusan Gaido berisiko menciptakan gelombang pertumpahan darah. "Saya hanya memperingatkan kepada warga Venezuela akan bahaya besar yang mengancam integritas dan kedaulatan nasional kita," katanya.

Dalam menghadapi situasi yang secara terang-terangan mengancam kemerdekaan bangsa, Padrino mengatakan, angkatan bersenjata akan tetap loyal kepada Maduro. Ia menekankan, perbedaan pendapat tidak akan ditoleransi.

Padrino menegaskan, angkatan bersenjata tidak akan menolerir tindakan vandalisme atau terorisme oleh kelompok-kelompok yang mempromosikan kekerasan sebagai mekanisme untuk mencapai tujuan mereka.

Para analis telah lama berpendapat, kelangsungan hidup Maduro tergantung pada dukungan militer. Ini menyebabkannya mendapatkan anugerah jabatan senior di pemerintahan dan perusahaan minyak negara, PDVSA.

Tapi, saat ini, belum jelas seberapa solid dukungan tersebut. Guaido dan majelis yang dikuasai oposisi kini berupaya memecah militer. Salah satu caranya dengan menawarkan amnesti kepada anggota angkatan bersenjata yang membantu mengembalikan demokrasi. Pekan ini, pihak berwenang menangkap 27 penjaga nasional yang mencoba melancarkan pemberontakan terhadap Maduro.

Diketahui, Maduro memulai masa jabatan kedua pada 10 Januari lalu setelah mendominasi hasil pemilihan umum yang dianggap kontroversial. Sebab, banyak pihak menilai pemilihan umum tersebut sebagai suatu kebohongan semata.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement