REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak Presiden Abdurrahman Wahid, Inayah Wahid menyampaikan bahwa tokoh agama harus aktif mengisi ruang di dunia maya. Tujuannya guna menghindari kesimpangisuran informasi sekaligus memberi kepanduan langsung tentang nilai kehidupan bagi generasi muda.
Hal itu disampaikannya dalam talkshow yang diselenggarakan Kementerian Agama (Kemenag) pada Kamis, (24/1) malam.
"Untuk menyebarkan moderasi beragama pada generasi muda, tokoh-tokoh agama harus mampu mengisi ruang-ruang virtual mereka. Generasi masa kini yang dikenal dengan generasi Kiwari, adalah generasi yang tidak suka mendengarkan nilai agama bicara tentang ketaatan saja," katanya dalam keterangan resmi di situs Kemenag.
Inayah banyak berbicara tentang isu modernisasi beragama dalam perspektif generasi milenial. Menurutnya, generasi ini sangat tergila-gila dengan kata kebahagiaan. Mereka lebih senang bicara tentang agama yang menyajikan kebahagiaan. Hal inilah yang disorotinya memunculkan istilah spiritualis ketimbang agamis.
"Mereka ingin mendengar Agama tidak hanya bicara tentang ketaatan. Tapi juga harus menimbulkan civic values," ujarnya.
Ia memandang generasi milenial tidak loyal terhadap tokoh. Tapi mereka cenderung loyal dengan tujuan hidupnya masing-masing. Sehingga salah bila ada yang beranggapan pentingnya ketokohan agama bagi kelompok tersebut.
"Mereka sejak lahir sudah egaliter. Bentuk organisasi saat ini, mereka tidak berbentuk hirarki lagi. Mereka lebih senang bergabung pada organisasi yang sifatnya tribe (suku)," ungkapnya.
Inayah melihat hal ini harus diperhatikan tokoh-tokoh agama, maupun pengambil kebijakan perihal kehidupan keagamaan. Ia menyarankan Kemenag perlu melakukan pembaruan dalam pengajaran keagamaan.
Selain memanfaatkan teknologi dengan membuat pembelajaran bersifat digital, Kemenag juga dapat membentuk komunitas-komunitas yang dapat menjadi titik persilangan antara agama dengan bidang-bidang yang diminati oleh generasi kiwari.