Jumat 25 Jan 2019 09:29 WIB

Pekerja Federal AS tidak Terima Gaji, Mendag: Carilah Utang

Penutupan sebagian lembaga pemerintahan AS membuat pekerja tidak digaji.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
'Governmet Shutdown' di Amerika Serikat (ilustrasi)
Foto: news.yahoo.com
'Governmet Shutdown' di Amerika Serikat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Perdagangan (Mendag) Amerika Serikat (AS) Wilbur Ross mendesak para pekerja federal yang terkena imbas penutupan operasional parsial pemerintahan AS atau shutdown untuk mencari pinjaman guna membayar tagihan mereka. Dia pun tidak mengerti alasan para pekerja yang tak dapat bertahan akibat penutupan tersebut.

Dalam sebuah wawancara CNBC seperti dilansir Reuters, Jumat (25/1), Ross menyayangkan beberapa pekerja yang tidak bekerja sebab terkena dampak shutdown. Menurutnya, para pekerja masih bisa bertahan dengan pinjaman yang ditawarkan beberapa bank.

"Jadi, 30 hari pembayaran yang akan dikeluarkan sebagian orang, tidak ada alasan nyata mengapa mereka tidak bisa mendapatkan pinjaman untuk itu dan kami telah melihat sejumlah iklan dari lembaga keuangan menawarkan pinjaman," kata Ross.

"Jadi tidak ada alasan mengapa ada krisis likuiditas. Benar, orang-orang mungkin harus membayar sedikit bunga," Ross menambahkan.

Ross mengomentari hal itu terkait rapat Kongres mengenai penutupan pemerintah terpanjang dalam sejarah AS yang memasuki hari ke-34. Presiden AS Donald Trump mengatakan, dirinya belum mendengar komentar Ross, namun ia memahaminya.

"Mungkin dia seharusnya mengatakannya secara berbeda," kata Trump kepada wartawan dalam pertemuan perdagangan di Gedung Putih.

"Orang-orang lokal tahu siapa mereka, ketika mereka pergi membeli bahan makanan dan lainnya, saya pikir Ross mungkin mencoba mengatakan mereka akan bekerja sama. Saya tahu bahwa bank bekerja bersama. Tapi dia sudah melakukan pekerjaan dengan baik," ujar Trump.

Sekitar 800 ribu pekerja bekerja tanpa dibayar di sekitar seperempat lembaga pemerintahan federal. Banyak yang beralih ke bantuan dana pengangguran, bank makanan, atau pekerjaan lain untuk mencoba memenuhi kebutuhan hidup.

Ketua House of Respresentative Nancy Pelosi pada konferensi pers mencatat komentar Ross yang mengecilkan para pekerja itu, sebab ratusan ribu pria dan wanita akan kehilangan gaji kedua besok.

Sementara A Jennifer Wexton dari distrik Virginia utara termasuk salah satu dari pekerja cuti dari kontraktor federal, menyindir dengan mengundang Ross untuk mengunjungi bank makanan bersamanya.

"Satu hal yang sangat mengejutkan tentang seluruh proses ini adalah kurangnya empati dari presiden pada masa pemerintahannya, kurangnya pemahaman tentang kehidupan sehari-hari bagi orang- biasa di distrik ini," ujar Wexton.

Ross bukan pejabat pemerintahan Trump pertama yang mengecilkan nasib pekerja federal. Penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett menyamakan cuti itu dengan liburan dalam sebuah wawancara dengan PBS bulan ini. Meskipun pada Selasa dia mengatakan kepada Fox News, bahwa dia tahu pekerja menderita saat ini.

Menantu presiden dan penasihat kampanye pemilihan 2020, Lara Trump juga mengatakan, pekerja federal menghadapi sedikit rasa sakit atas tagihan mereka, namun dia mendesak pengorbanan para pekerja.

Lara kemudian menjelaskan di Fox News Channel bahwa dia sangat empati terhadap siapa pun pekerja tanpa gaji. "Tapi seluruh poin saya adalah bahwa presiden berdiri kuat di posisinya karena ini benar-benar tentang masa depan negara kita, tentang memperbaiki sistem imigrasi," ujar Lara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement