Jumat 25 Jan 2019 10:03 WIB

Mendes Bahas Rencana Studi Banding Kepala Desa ke Thailand

Kepala desa perlu studi banding untuk peningkatan kapasitas.

Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo Bertemu Dubes Thailand tentang rencana peningkatan kapasitas Kepala Desa, Pendamping Desa, dan Penggiat Pemberdayaan Desa H.E.Mr. Songphol Suckhan (Ambassador of Thailand); Mrs. Jiraporn Sudanich (Minister/Deputy Chief of Mission), Mr. Phongphob Mettakullawat (First Secretary) di kantor kementerian desa PDTT.
Foto: kemendes pdtt
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo Bertemu Dubes Thailand tentang rencana peningkatan kapasitas Kepala Desa, Pendamping Desa, dan Penggiat Pemberdayaan Desa H.E.Mr. Songphol Suckhan (Ambassador of Thailand); Mrs. Jiraporn Sudanich (Minister/Deputy Chief of Mission), Mr. Phongphob Mettakullawat (First Secretary) di kantor kementerian desa PDTT.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo menerima kunjungan dari Duta Besar Thailand untuk Indonesia Songphol Sukchan di Kantor Kemendes PDTT pada Kamis (24/1). Menteri Eko dan Songphol bahas rencana studi banding Kepala Desa Indonesia ke sejumlah negara termasuk Thailand.

Dalam pembahasan tersebut, Eko menyampaikan Indonesia telah memiliki program pembangunan desa yang hampir sama dengan program One Tambon, One Product (OTOP) milik Thailand yakni program Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades). Oleh karena itu, dengan adanya studi banding akan menambah referensi bagi kepala desa dalam melakukan pembangunan.

"Presiden ingin kepala desa agar dapat belajar, melihat pembangunan desa di negara lain, melihat Thailand," ujarnya.

Eko menyampaikan rencana studi banding tersebut adalah upaya dalam menindaklanjuti arahan Presiden RI Joko Widodo untuk meningkatkan kapasitas kepala desa dengan mempelajari pembangunan desa di negara lain. Tak hanya Thailand, Eko juga telah mendiskusikan peluang kolaborasi dalam rencana studi banding terkait pembangunan desa dengan sejumlah duta besar negara sahabat lain diantaranya yakni Korea, Cina, Malaysia dan Vietnam.

"Kami ingin belajar dari Thailand utamanya program pertanian untuk mendukung prukades," ujar dia.

photo
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo Bertemu Dubes Thailand tentang rencana peningkatan kapasitas Kepala Desa, Pendamping Desa, dan Penggiat Pemberdayaan Desa.

Eko mengungkapkan, dalam mempercepat pembangunan desa, pemerintah Indonesia telah menyalurkan dana langsung ke desa yakni sebesar Rp 20,67 Triliun pada 2015, Rp 46,98 Triliun pada 2016, Rp 60 Triliun pada 2017 dan Rp 60 Triliun pada 2018. Menurutnya, disalurkannya dana desa tersebut memberikan pengaruh cukup signifikan terhadap penurunan angka kemiskinan di desa. Tak hanya itu, dana desa juga telah memberikan kontribusi terhadap penurunan angka stunting dan peningkatan pendapatan masyarakat desa.

Di sisi lain, terkait rencana studi banding kepala desa, Songphol menawarkan Kemendes PDTT untuk bekerjasama dengan Thailand International Cooperation Agency (TICA). Menurutnya, TICA memiliki memiliki sejumlah program peningkatan kapasitas yakni dengan short course, beasiswa pasca sarjana dan study visit.

"Program study visit ini bisa digunakan bagi kepala desa yang ingin belajar dan melihat pembangunan desa di Thailand secara langsung," ujar Songphol.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement