REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Bank Indonesia mengembangkan klaster kopi sumbawa. Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Achris Sarwani mengatakan, wilayah Indonesia yang luas disertai kekayaan alam yang berlimpah dan beragam merupakan potensi bagi tumbuhnya aktivitas ekonomi masyarakat sehingga dapat mendukung perekonomian daerah.
KPw BI NTB melaksanakan pengembangan UMKM dengan pendekatan pengembangan ekonomi lokal atau Local Economic Development (LED). Program pengembangan UMKM unggulan ini, kata Achris, bertujuan menumbuhkan dan menciptakan pusat-pusat aktivitas ekonomi baru yang dapat dilakukan masyarakat setempat. Program ini juga merupakan bagian dari upaya pencapaian tugas pokok Bank Indonesia, yakni stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan dan sistem pembayaran.
"Pengembangan LED di NTB difokuskan kepada UMKM sektor ekonomi unggulan, sebagai mesin pertumbuhan ekonomi baru di luar sektor tambang, yaitu pariwisata, salah satunya adalah ecotourism," ujar Achris di Mataram, NTB, Jumat (25/1).
Baca juga: Jejak Lawas Warung Sate Gebug Kota Malang
Berkaitan dengan hal tersebut, kata dia, BI NTB pada 2018 menginisiasi pengembangan Klaster Kopi Sumbawa. Komitmen tersebut tercermin dengan dilaksanakannya penandatanganan dokumen Perjanjian Kerjasama No.21/3/Mtr/PK/B antara KPw BI NTB, Pemerintah Kabupaten Sumbawa, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi NTB tentang Pengembangan Klaster Kopi di Kabupaten Sumbawa. Lokasi pengembangan klaster kopi berada di Desa Tepal, Kecamatan Batu Lanteh, Kabupaten Sumbawa.
"Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pertimbangan di antaranya terkait letak desa yang berada di ketinggian 800-1.100 Mdpl sehingga sangat cocok untuk budidaya tanaman kopi," lanjutnya.
Selain itu, kopi yang dihasilkan di Desa Tepal termasuk kategori specialty coffee sehingga memiliki potensi tinggi untuk menembus pasar ekspor.
Achris menyampaikan, pengembangan klaster kopi ini memiliki ruang lingkup dalam melakukan pendampingan yaitu melalui pemberian bantuan teknis seperti pelatihan peningkatan kapasitas UMKM, penguatan lembaga, studi banding, dan lain-lain.
"Ruang lingkup lainnya mencakup bantuan sarana prasarana melalui sinergi Program Sosial Bank Indonesia (PSBI)," kata dia.