Sabtu 26 Jan 2019 03:14 WIB

Polisi Malaysia Buru Orang Tua Jho Low Terkait Skandal IMDB

Jho Low diduga mencuri Rp 63,5 triliun dari 1MDB.

Red: Nur Aini
Pengusaha yang menjadi buronan skandal 1MDB, Low Taek Jho alias Jho Low
Foto: The Star
Pengusaha yang menjadi buronan skandal 1MDB, Low Taek Jho alias Jho Low

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kepolisian Malaysia memburu orang tua seorang pemodal yang dicari atas keterkaitan dengan skandal triliunan rupiah di lembaga dana negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Hal itu dengan harapan mereka dapat membantu peroses penyelidikan.

Pemodal bernama Low Taek Jho, yang juga dikenal sebagai Jho Low, menghadapi dakwaan kriminal di Malaysia dan Amerika Serikat (AS). Kasus itu mengenai perannya dalam dugaan pencurian sebanyak 4,5 miliar dolar AS (sekitar Rp 63,5 triliun) dari 1MDB, lembaga dana negara yang didirikan mantan perdana menteri Najib Razak.

Kepolisian mencari informasi mengenai keberadaan ayah Low, Low Hock Peng, ibunya, Goh Gaik Ewe, serta dua orang lain untuk membantu penyelidikan 1MDB, kata Inspektur Jenderal Polisi Mohamad Fuzi Harun dalam sebuah pernyataan pada Jumat (25/1). Pihak berwenang melayangkan tuntutan pencucian uang terhadap ayah dan anak tersebut pada Agustus 2018.

Low Taek Jho terus membantah melakukan kesalahan, sementara keberadaan kedua orang tuanya tidak diketahui. Juru bicara Low tidak memberikan keterangan penetapan pencarian itu.

Dua orang lain yang dicari kepolisian adalah seorang perempuan Singapura yang bernama Shabnam Naraindas Daswani, yang juga dikenal sebagai Natasha Mirpuri serta Tan Kim Loong, rekan Low yang berkewargenegaraan Malaysia. Mereka juga tidak dapat dihubungi untuk dimintai keterangan.

Tan sebelumnya didakwa bersama Low dengan pencucian uang di Malaysia, dan disebut sebagai tokoh kunci dalam gugatan hukum penyitaan lebih dari 1,7 miliar dolar AS (sekitar Rp24 triliun) di AS. Aset itu diduga dibeli dengan uang curian dari 1MDB.

Pihak berwenang di sedikitnya enam negara, termasuk AS, Swiss, dan Singapura, tengah menyelidiki dugaan pencucian uang dan gratifikasi yang terkait dengan 1MDB. Najib, yang mendirikan lembaga dana itu pada 2009, kalah dalam pemilihan umum Mei tahun lalu.

Perdana menteri baru Malaysia yang juga pemimpin veteran Mahathir Mohamad telah membuka penyelidikan terhadap 1MDB dan keterlibatan Najib di lembaga itu. Najib menghadapi hampir 40 dakwaan pidana terkait kerugian di 1MDB dan lembaga lain pemerintah. Meskipun demikian, Najib terus membantah bahwa ia melakukan kesalahan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement