REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya Muhibbin Zuhri mengklarifikasi hoaks yang menyebut museum NU menjadi markas pemenangan kubu Prabowo-Sandi. Muhibbin mengatakan, klaim jika museum NU menjadi rumah pemenangan pasangan calon (paslon) 02 itu sama sekali tak masuk akal.
Muhibbin menjelaskan, letak museum itu bersebelahan dengan rumah pemenangan Prabowo-Sandi. Direktur Museum NU itu mengatakan, dekat museum tersebut ada gedung milik Cak Anam yang merupakan pendukung Prabowo. "Ini sama seperti di sebelah rumah Mas Kaesang ada rumah pemenangan Prabowo. Ya ini cara gampang mengklaim, padahal itu tak benar. Museum ini benar-benar cara NU berjuang secara kultural," tegas Muhibbin di Surabaya, Jumat (25/1).
Klarifikasi Muhibbin disampaikan saat berhadapan dengan Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) paslon 01 Hasto Kristiyanto. Pertemuan dilakukan disela-sela Safari Kebangsaan VI menyusuri wilayah tapal kuda, Propinsi Jawa Timur. Sebelumnya, beredar foto di media sosial yang menyebut museum itu seakan-akan kantor PWNU Jawa Timur. Padahal, Muhibbin mengatakan, kantor PWNU itu berbeda letak dengan museum.
Dia menegaskan, NU sebagai identitas organisasi relijius selalu punya hubungan baik dalam menjaga NKRI dengan kelompok nasionalis. Terlebih, dia melanjutkan, salah satu pimpinan NU, yakni KH Ma'ruf Amin, menjadi cawapresnya Jokowi.
"NU tentu tak masuk kerja-kerja elektoral. Tapi ini ada panggilan moral. Bila ada kiai, ulama NU, tentu masyarakat NU akan menyokong," kata Muhibbin.
Hasto Kristiyanto mengatakan, cara-cara seperti hoaks menyangkut museum NU demikian adalah cara untuk menyesatkan publik. Sekjen PDIP itu mengatakan, dirinya tahu benar bagaimana sikap Ketua Umum Megawati Soekarnoputri terhadap NU, Muhammadiyah dan TNI.
"Mereka yang menggunakan isu agama seperti memercik air di dulang terpercik muka sendiri. Berbagai serangan kepada Jokowi-Kiai Maruf justru semakin menyolidkan dukungan ke beliau. Sebab rakyat tak suka fitnah dan hoaks," kata Hasto.