REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Sebanyak 10 kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten, dinyatakan sebagai wilayah endemik penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Kepala Bidang Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Firman Rahmutallah di Lebak, Sabtu (26/1), mengatakan, penyebab penularan penyakit DBD itu akibat buruknya kebersihan lingkungan di masyarakat, sehingga berpotensi berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegepty.
Kebanyakan warga yang terserang DBD itu tinggal di permukiman padat penduduk. Saat ini, daerah endemik penularan DBD di Lebak tersebar di 10 kecamatan antara lain Warunggunung, Rangkasbitung, Cibadak, Kalanganyar, Bayah, Sajira, Cipanas, Wanasalam, Malingping dan Banjarsari.
Namun, penyebaran penyakit DBD sepanjang 2018 menurun drastis dibandingkan 2016 yang mencapai ratusan orang. "Kami hanya menerima beberapa orang saja yang positif tererang DBD," katanya.
Menurut Firman, pihaknya tidak henti-henti menyosialisasikan pencegahan penyakit DBD agar tidak menimbulkan kasus kejadian luar biasa (KLB). Penyebaran DBD itu akibat lingkungan yang tidak bersih sehingga berkembangbiaknya nyamuk pembawa virus DBD.
Karena itu, masyarakat harus berperan aktif untuk mengoptimalkan budaya gotong royong dengan melaksanakan kegiatan kebersihan lingkungan dan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Selain itu, pemberian abatesasi untuk membunuh jentik-jentik nyamuk DBD. Sebab, tindakan pengasapan atau fogging dinilai belum efektif untuk memutus mata rantai penyebaran DBD. "Saya yakin melalui PSN dan kebersihan lingkungan dapat mematikan jentik-jentik nyamuk, sehingga terbebas dari penyebaran penyakit yang bisa mematikan itu," ujarnya.