Ahad 27 Jan 2019 00:33 WIB

Alasan Prabowo Pidato tak Mau Baca Teks

Prabowo mengaku senang lantaran dirinya mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Muhammad Hafil
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (tengah) menyapa peserta ketika menghadiri Deklarasi Nasional Alumni Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta, Sabtu (26/1/2019).
Foto: Antara/Dede Rizky Permana
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (tengah) menyapa peserta ketika menghadiri Deklarasi Nasional Alumni Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta, Sabtu (26/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan pidato kebangsaan dalam acara Deklarasi Nasional Alumni Perguruan Tinggi (APTSI). Dalam kesempatan tersebut, Prabowo mengaku malas jika pidatonya harus terpaku pada teks.

"Bayangkan kalau saya (baca) teks, kalian bosen semua kan? 'Saudara-saudara sekalian arah pembangunan ekonomi menunjukan gejala tidak baik, inflasi bla bla'" kata Prabowo menirukan seseorang yang berpidato sembari membaca teks, di Padepokan Pencak Silat, Jakarta, Sabtu (26/1).

Sembari berkelakar Prabowo mengatakan jika dirinya berpidato  sambil membaca teks, dirinya akan dilempari sepatu oleh para pendukungnya. Selain itu ia juga menanggapi adanya komentar yang menyebut bahwa Prabowo jika berpidato memakan durasi yang cukup lama.

"Kalau saya kasih pidato ya lama, salah yang undang saya. Jangan kasih Prabowo mic," ujarnya.

Prabowo juga mengaku senang lantaran dirinya mendapat dukungan dari berbagai pihak. Awalnya Prabowo merasa bahwa dirinya berjuang sendiri. Namun ia bersyukur karena satu persatu banyak yang mendukungnya.

"Pak Amin dukung, PKS dukung, Demokrat, Berkarya dukung, alumni 212, sampai saya dituduh Islam garis keras," ujarnya.

Ia juga berterima kasih atas dukungan yang diberikan oleh seluruh alumni perguruan tinggi. Ia juga mengapresiasi adanya asosiasi yang mewakili 115 alumni perguruan tinggi seluruh Indonesia. "Ini saya kira awal suatu gerakan yang sangat besar," ucapnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement