REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengajak untuk menenangkan masyarakat dan tidak terprovokasi Tabloid Indonesia Barokah. Tabloid itu sudah terlanjur beredar.
"Ada brosur, tabloid atau apapun juga, sebaiknya kalau sampai memecah konsentrasi masyarakat dan jamaah sebaiknya jangan diedarkan," kata Nasaruddin usai meluncurkan Nasaruddin Umar Office di Cilandak, Jakarta, Sabtu (26/1).
Namun, menurut dia, kalau sudah terlanjur beredar maka mari bersama-sama menenangkan masyarakat dan jamaah agar jangan terprovokasi. Selain itu, ia meminta pihak masjid untuk berhati-hati memberikan informasi pada jamaah.
Sebelumnya Nasaruddin mengaku belum baca tabloid yang banyak diperbincangkan tersebut, sehingga tidak bisa banyak komentar. Namun, ia sangat menyayangkan apapun itu yang memprovokasi, membuat orang berpendapat apalagi berkonflik satu sama lain.
Kendati demikian, ia mengimbau tidak boleh main hakim sendiri menindak mereka. Ia meminta menyerahkannya pada aparat hukum, sesuaikan dengan aturan yang berlaku jangan main hakim sendiri.
"Jangan terlalu cepat memvonis, tetapi jangan juga terlalu cepat membenarkan," ujar dia.
Ribuan eksemplar Tabloid Indonesia Barokah ditemukan berada di sejumlah masjid di daerah, antara lain di Solo, Yogyakarta, Purwokerto, Karawang hingga Lampung. Tabloid tersebut memuat artikel yang diduga meyudutkan pasangan Capres dan Cawapres Prabowo-Sandiaga dan digunakan sebagai alat kampanye hitam untuk menyerang pasangan tersebut.