REPUBLIKA.CO.ID, KABUL— Salah satu pejabat Taliban mengatakan negosiator Amerika Serikat (AS) sepakat menarik pasukan asing dari Afghanistan dalam 18 bulan ke depan.
Kesepakatan itu tertera dalam draft perjanjian perdamaian untuk mengakhiri perang terlama Amerika sepanjang sejarah.
Hal ini diungkapkan petinggi-petinggi Taliban saat bertemu dengan utusan khusus AS Zalmay Khalilzad di Qatar.
Pertemuan tersebut khusus membahas upaya untuk mengakhiri perang di Afghanistan yang sudah berlangsung selama kurang lebih 18 tahun tersebut.
Melalui akun Twitter miliknya, Khalilzad mengatakan pertemuan itu telah membuat kemajuan yang signifikan dan pertemuan berikutnya akan segera dilakukan.
Ia juga berencana segera mengunjungi Afghanistan untuk menemui pejabat-pejabat pemerintahan negara itu.
"Pertemuan di sini (di Qatar) lebih produktif dibandingkan pertemuan sebelumnya, kami membuat kemajuan yang signifikan di isu-isu vital," kata Khalilzad, Ahad (27/1).
Taliban selalu menolak bertemu dengan pemerintah Afghanistan. Mereka selalu ingin berhubungan dengan Amerika yang mereka anggap sebagai musuh utama mereka atau pihak ketiga lainnya.
Tapi Amerika tetap ingin melibatkan pemerintah Afghanistan dalam proses perdamaian.
"Tidak ada yang disepakati sampai semuanya sepakat dan semuanya harus memasukan dialog antar-Afghanistan dan gencatan senjata yang komprehensif," tambah Khalilzad.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo juga sudah membuat pernyataan tentang pertemuan ini. Pompeo mengatakan, ia mendapatkan kabar baik dari Khalilzad tentang hasi pertemuan tersebut.
"AS sangat serius dalam meraih perdamaian, mencegah Afghanistan untuk terus menjadi markas teroris internasional dan membawa pulang pasukan (AS)," kata Pompeo di media sosial Twitter.
Pompeo tidak mengungkapkan tenggat waktu penarikan pasukan AS. Sementara itu dalam pernyataan mereka, Taliban mengatakan isu penarikan pasukan asing dari Afghanistan mengalami kemajuan.
Tapi mereka tetap mengakui masih banyak yang perlu dinegosiasikan dalam hal itu.
"Kebijakan Islam Emirat (Taliban) dalam pertemuan ini sangat jelas, sampai isu penarikan pasukan asing dari Afghanistan sudah disepakati semuanya, kemajuan di isu lain tidak mungkin dilakukan," kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid.
Belum diketahui apakah draft kesepakatan yang ditunjukan Taliban sudah disepakati semua pihak atau Belum. Juga belum diketahui kapan draft tersebut dapat diselesaikan.
Salah satu sumber menyebutkan Taliban sudah memberikan jaminan Afghanistan tidak diboleh digunakan Alqaeda atau ISIS untuk menyerang AS dan sekutunya. Faktor kunci yang diminta pemerintah Amerika Serikat.
Para sumber Taliban mengatakan kesepakatan dalam pertemuan ini juga memasukan ketentuan gencatan senjata.
Tapi kedua belah pihak belum memastikan tenggat waktunya dan Taliban hanya akan berbicara dengan perwakilan pemerintah Afghanistan ketika perjanjian dengan AS ini sudah diimplementasikan.
"Dalam 18 bulan, jika pasukan asing sudah ditarik dan gencatan senjata diimplementasikan, maka aspek lain dalam proses perdamaian dapat dilakukan," kata salah satu pejabat Taliban.
Sumber Taliban mengatakan pertemuan selanjutkan akan dilakukan pada bulan Febuari mendatang.
Pertemuan tersebut akan kembali dilakukan di Doha, Qatar. Taliban berharap dalam pertemuan selanjutnya mereka dipimpin pemimpin politik baru Mullah Abdul Ghani Baradar.
Baradar mantan pendiri Taliban dan mantan komandan militer yang baru saja dilepaskan dari penjara di Pakistan tahun lalu. Belum diketahui pasti apakah ia akan memimpin rombongan Taliban dalam pertemuan kedua tersebut atau tidak.
Berita tentang hasil positif pertemuan Taliban dengan Khalilzad ini tidak menghentikan Taliban menyerang pasukan keamanan Afghanistan.
Hampir setiap hari Taliban menyerang pemerintah dan pasukan keamanan Afghanistan.
Meski pasukan AS sudah melatih, memberi nasihat dan membantu pasukan Afghanistan dalam perang 17 tahun ini tapi Taliban tetap menguasai lebih dari separuh Afghanistan.
Pada pekan lalu Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan sudah 45 ribu pasukaan keamanan Afghanistan yang dibunuh Taliban sejak ia mulai berkuasa pada 2014 lalu.