REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Wakil Presiden RI HM Jusuf Kalla memimpin rapat penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor yang berlangsung di ruang rapat pimpinan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan di Makassar, Ahad (27/1). Sebelumnya, Wapres JK meninjau beberapa lokasi terdampak bencana banjir.
Rapat yang dimulai sekitar pukul 14.40 Wita itu dihadiri Menteri Sosial RI Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Gubernur Sulsel.
Rapat koordinasi ini dilakukan setelah kunjungan Wapres JK di Bendungan Bili-Bili serta jembatan Je'ne Lata yang putus akibat terjangan banjir di Desa Manuju Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa.
Sebelum masuk ke Ruangan Rapim, JK dan rombongan sempat transit di Lounge (ruang tunggu utama) Kantor Gubernur. "Tadi pagi Bapak Jusuf Kalla telah ada di Makassar dan meninjau beberapa tempat," kata Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah.
Pada rapat yang dibuka Gubernur Sulsel ini, hadir juga Forkopimda Sulsel, serta bupati dan wali kota terdampak banjir dan longsor yang terjadi pada 22 Januari 2019.
Badan Nasional Penggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, meski banjir yang melanda wilayah Sulawesi Selatan sudah surut, namun ribuan warga yang terdampak bencana masih mengungsi. Hingga Ahad (27/1), korban meninggal akibat bencana tersebut berjumlah 68 orang.
"Meski banjir sudah surut, Ribuan warga masih berada di pengungsian karena kondisi rumah rusak dan rumah dan lingkungan penuh lumpur," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Sutopo melanjutkan, beberapa warga merasa lebih aman di pengungsian karena trauma dengan banjir dan longsor. Tercatat hingga, Ahad (27/1), tercatat 188 desa terdampak bencana di 71 kecamatan yang tersebar di 13 kabupaten/kota yaitu Jeneponto, Maros, Gowa, Kota Makassar, Soppeng, Wajo, Barru, Pangkep, Sidrap , Bantaeng, Takalar, Selayar, dan Sinjai.
"Dampak bencana tercatat 68 orang meninggal, 7 orang hilang, 47 orang luka-luka, dan 6.757 orang mengungsi," ujarnya.
Ia menjelaskan, kerusakan fisik meliputi 550 unit rumah rusak ( 33 unit hanyut, 459 rusak berat, 30 rusak sedang, 23 rusak ringan, 5 tertimbun), 5.198 unit rumah terendam, 16,2 km jalan terdampak, 13.326 hektar sawah terdampak dan 34 jembatan, 2 pasar, 12 unit fasilitas peribadatan, 8 fasilitas pemerintah, dan 65 unit sekolah.
"Daerah yang paling parah mengalami dampak banjir dan longsor adalah Kabupaten Gowa, Kota Makassar, Jeneponto, Marros dan Wajo," terangnya.