Ahad 27 Jan 2019 16:29 WIB

Kementan: Tanam Bawang Putih di Banyuwangi Menggeliat

Potensi areal tanam di Banyuwangi 1.200hektare baik untuk ketinggian di atas 800 mdpl

Red: EH Ismail
Dirjen Hortikultura, Suwandi dalam kunjungannya di Kecamatan Licin, Banyuwangi, Ahad (27/1).
Dirjen Hortikultura, Suwandi dalam kunjungannya di Kecamatan Licin, Banyuwangi, Ahad (27/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan program tanam bawang putih di kaki Gunung Ijen Banyuwangi, Jawa Timur, mulai menggeliat. Terbukti, pada 2018 telah merealisasikan tanam bawang putih seluas 410 hektare yang terdiri dari 150 hektar program APBN, dan 260 hektare dari wajib tanam tiga perusahaan yakni CV Sinar Padang Sejahtera dan CV Anugerah Agro Nusantara Sukses dan PT Lumbung Mineral,

"Potensi areal tanam di Banyuwangi 1.200 hektare baik untuk lahan ketinggian di atas 800 m dpl dan ketinggian medium. Sesuai arahan Mentan Andi Amran Sulaiman untuk menggenjot produksi menuju swasembada 2021, target tanam Bawang putih 2019 Banyuwangi 770 hektar," kata Dirjen Hortikultura, Suwandi dalam kunjungannya di Kecamatan Licin, Banyuwangi, Ahad (27/1).

Menurut Suwandi, bawang putih yang ditanam dari 2018 seluruhnya diproses dijadikan benih dan akan ditanam 2019 seluas 770 hektar dan sebagian dijual benih ke daerah lain, Solok, Jambi, NTT dan lainnya.

"Tanam dan hasilnya dijadikan benih lagi ini terus berlanjut hingga pada tahun 2021 diharapkan sudah mencapai swasembada bawang putih," ujarnya.

Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Banyuwangi Choiri mengatakan, petani bawang putih menunjukkan semangat menanam dan mensukseskan program. Dinas Pertanian sangat aktif melakukan mendampingi para petani untuk berproduksi dan memproses menjadi benih.

"Hasilnya pada 2018 kemarin sudah menghasilkan benih 385 ton dan sudah disebar hasil dan sebagian dijual harga benih Rp 40 ribu per kilogram di petani," tuturnya.

Tono dari CV Sinar Padang Sejahtera mengatakan, ketika  awal membuka lahan bawang putih, biaya budidaya yang dikeluarkan Rp 80 juta per hektare. Sedangkan tanam kedua dan berikut sudah menjadi Rp 40 juta per hektare.

"Waktu kemarin 2018 tanam 145 hektar melibatkan tenaga kerja petani sekitar 600 hingga 700 orang per hari, kalau panen 1.050 petani. Upah harian dibayar sesuai standar sekitar sini," ucapnya.

Saat ini yang ditanam jenis bawang putih lembu kuning dan lembu hijau benih 500 sampai 600 kg per hektar. Produktivitasnya 7 sampai 8 ton per hektar. Jika diproses dijadikan benih, keuntungan per hektare bisa mencapai Rp 15 sampai Rp 20 juta.

"Kami melihat ini tanam bawang putih menguntungkan dan kami optimis untuk terus dilanjutkan dan diperluas arealnya," tegas Tono.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement