REPUBLIKA.CO.ID, ZAMBOANGA— Dua ledakan granat di luar satu gereja di pusat kota Jolo, Sulu, Filipina Selatan, menewaskan delapan orang, termasuk lima prajurit, dan melukai tujuh orang lagi pada Ahad (27/1).
Inspektur Senior Polisi Pablo Labra II, Direktur POlisi Sulu, mengatakan kedua ledakan tersebut terjadi sekitar pukul 08.28, Ahad, di luar Our Lady of Mount Carmel Cathedral, saat missa sedang berlangsung.
Labra mengatakan, mereka belum bisa memastikan apakah peristiwa itu adalah perbuatan anggota Abu Sayyaf dan apakah granat tersebut dilemparkan tersangka yang mengendarai sepeda motor.
Nama prajurit yang tewas, serta enam prajurit yang cedera, belum diketahui, kecuali mereka berasal dari Batalion Infantri Ke-35 Angkatan Darat yang bertugas untuk mengamankan gereja itu yang berada di Barangay Walled City, kata Labra.
Sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Filipina, PNA, Labra mengatakan ketiga warga sipil yang tewas dan satu orang lagi, yang termasuk di antara tujuh orang yang cedera, adalah pejalan kaki.
Polisi masih menyelidiki peristiwa tersebut. Tentara dan personel polisi tambahan telah dikerahkan untuk menjaga ketenangan di pusat kota Jolo, setelah ledakan.
Kepala PNP, Direktur Jenderal Oscar Albayalde, mengutuk kedua pemboman di Jolo pada Ahad pagi tersebut. Ia meyakinkan bahwa keadilan akan ditegakkan sesegera mungkin.